FOTO KEGIATAN

FOTO KEGIATAN
documentasi

Mengenai Saya

Selasa, 31 Oktober 2017

SUMBER BELAJAR, BUKU TEKS DALAM PEMBELAJARAN IPS,

SUMBER BELAJAR, BUKU TEKS DALAM PEMBELAJARAN IPS,


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Agar  para  siswa  di  SD  bisa  belajar  dengan  baik  pada  pendidikan  IPS  maka diperlukan  sumber  belajar.  Sumber  belajar  itu  beragam  jenisnya.  Ada  sumber  belajar cetak,  sumber  belajar  elektronik  dan  sumber  belajar  dari  lingkungan  sosial  tempat  para siswa berada. Bahan cetak seperti buku pelajaran, majalah, koran, serta bahan elektronik seperti radio, TV, dan internet dapat  dipakai sebagai sarana bantu  agar para  siswa dapat memperoleh  pengetahuan  yang  diperlukan.  Agar  sumber  tersebut  benar-benar  dapat digunakan dengan baik  maka diperlukan ketrampilan dalam memperoleh, membaca dan menggunakannya.
Bahan  cetak  bisa  berfungsi  sebagai  sumber  belajar  apabila  para  siswa  memiliki ketrampilan  dalam  membaca.  Melatih  para  siswa cara  menggunakan  sumber  belajar adalah  sama  pentingnya  dengan  melatih  dan  mengembangkan  pengetahuan  mengenai materi  pembelajaran  IPS  di  SD. 
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sumber belajar, buku teks dalam pembelajaran IPS, mulai dari pengertian buku teks, manfaat nuku teks,  kriteria buku teks, sampai kelebihan dan kelemahan buku teks.

B.     Rumusan masalah
  1. Bagaimana pengertian sumber belajar?
  2. Bagaimana pengertian buku teks?
  3. Bagaimana buku teks sebagai sumber belajar IPS?
  4. Apa kelebihan dan kekurangan buku teks?

C.     Tujuan
  1. Memahami pengertian sumber belajar
  2. Memahami pengertian buku teks
  3. Memahami buku teks sebagai sumber belajar IPS
  4. Memahami kelebihan dan kekurangan buku teks
1
 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sumber Belajar
Dalam proses pembelajaran terdapat suatu interaksi yang  berkesinambungan antara komponen-komponen pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran itu adalah sumber belajar. AECT (Association For  Educational  Communication Technologi) mendefinisikan sumber belajar adalah semua sumber baik yang berupa data, orang, dan wujud tertentu yang  dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun  secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan  belajar.[1]
Sumber belajar dapat diartikan sebagai informasi yang disajikan dan  disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membatu siswa dalam  belajar sebagai perwujudan dari kurikul um. Bentuknya tidak terbatas apakah  dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari  berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa maupun guru[2]
Pada dasarnya sumber belajar dapat memberikan informasi kepada  guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sumber belajar yang disajikan secara menarik dapat pula menimbulkan rasa ingin tahu kepada siswa. Jadi apapun benda yang digunakan baik berupa data, cetakan/buku, video, orang, yang hakikatnya dapat mempermudah proses pembelajaran itu merupakan sumber belajar serta penggunaan berbagai sumber belajar dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk belajar dan dapat mempercepat pemahaman serta penguasaan pada bidang keilmuan tertentu.

B.     Buku Teks

 
Buku  teks adalah  buku  pelajaran  dalam  bidang  studi  tertentu,  yang merupakan  buku standar,  yang  disusun  oleh  para  pakar  dalam  bidang  itu untuk maksud-maksud  dan  tujuan instruksional,  yang  diperlengkapi  dengan  sarana-sarana  pengajaran  yang  serasi  dan  mudah  dipahami  oleh  para  pemakainya  di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran.[3]
Berdasar  pendapat  tersebut,  buku teks  digunakan  untuk  mata  pelajaran  tertentu.  Penggunaan  buku  teks  tersebut didasarkan  pada  tujuan  pembelajaran  yang  mengacu  pada  kurikulum.  Selain menggunakan  buku  teks,  pengajar  dapat  menggunakan  sarana-sarana  ataupun teknik  yang  sesuai  dengan  tujuan  yang  sudah  dibuat  sebelumnya. Penggunaan yang  memadukan  buku  teks,  teknik  serta  sarana  lain  ditujukan  untuk mempermudah  pemakai  buku  teks  terutama  peserta  didik  dalam  memahami materi
Manfaat buku teks antara lain:
1.      Meningkatkan perhatian dan motivasi belajar,
2.      Memberikan variasi dalam belajar,
3.      Memberikan struktur yang memudahkan belajar,
4.      Menyajikan inti informasi belajar,
5.      Memberikan contoh-contoh yang lebih kongkret,
6.      Merangsang berpikir analisis,
7.      Memberikan situasi belajar yang tanpa tekanan
Fungsi dan peranan buku teks adalah:
1.      Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan,
2.      Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan dimana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya,
3.      Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampila-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi,
4.      Metode da sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut,
5.      Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis,
6.      Di sampin sebagai sumber bahan buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna.[4]
Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara mudah, mdan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau diluar sekolah.
Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagi sarana kepastian tentang apa yang ia pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran, alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan petunjuk, teori, maupun konsep danbahan-bahan latihan atau evaluasi.
Buku teks yang baik adalah buku teks yang relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum. Kualitas buku teks dapat dilihat dari sudut pandangan (point of view), kejelasan konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat siswa, menumbuhkan motivasi, menstimulasi aktivitas siswa, ilustratif, buku teks harus dimengerti oleh siswa, menunjang mata pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, serta memantapkan nilai-nilai.[5]


Butir-butir yang harus dipenuhi oleh suatu buku teks yang tergolong dalam kategori berkualitas tinggi ialah:[6]
1.      Buku teks harus menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang mempergunakannya.
2.      Buku teks harus mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya.
3.      Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang memanfaatkannya.
4.      Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5.      Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6.      Buku teks harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya.
7.      Buku teks harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya.
8.      Buku teks harus mempunyai sudut pandangan atau point of view yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para pemakainya yang setia.
9.      Buku teks harus mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10.  Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya.



C.     Buku Teks Sebagai Sumber Belajar IPS
Buku teks IPS yang antara lain berbentuk buku pelajaran yang beredar di sekolah-sekolah dasar merupakan sumber utama  yang selama ini digunakan oleh guru-guru IPS di SD untuk mengembangkan proses pembelajaran di kelas. Buku-buku yang diterbitkan oleh berbagai penerbit itu selalu mencantumkan kata-kata “sesuai dengan kurikulum yang berlaku”. Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  memang  buku-buku  tersebut  merupakan sumber  utama  bagi  siswa  yang  sesuai  dengan  tuntutan  kurikuler.
Walaupun  memiliki  keterbatasan  jumlah  halaman  dan  serta  informasi  yang diperlukan siswa, buku teks IPS SD sangat bermanfaat sebagai sumber belajar bagi siswa. Melalui  buku  teks  para  siswa  akan  diperkenalkan  dengan  ceritera,  data  dan  fakta-fakta yang diperlukan guna meningkatkan pemahamannya dalam belajar IPS. Oleh karena itu, diperlukan  upaya  guru  untuk  melatih  para  siswa  ketrampilan  membaca  serta menggunakannya  sebagai  sumber  belajar.  Melalui  kegiatan  tersebut  para  siswa  dapat memberdayakan  dirinya  dengan  informasi  yang  mereka peroleh  dari  buku  tersebut. Selain  itu,  para  siswa  juga  dapat  dibekali  dengan  pertanyaan-pertanyaan  kritis,  yang membuat  mereka  belajar  dan  memproduksi  pengetahuan baru  melalui  buku  teks  yang dibacanya.,  seperti  yang  terlihat dalam rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) setiap mata pelajaran.
Beberapa sekolah dasar di berbagai daerah di  Indonesia  diperoleh  informasi  bahwa  masih  banyak  guru  IPS  SD  yang  kurang memanfaatkan  buku  teks  IPS  SD  secara  maksimal  dalam  proses  pembelajaran  di  kelas. Buku-buku tersebut lebih banyak berfungsi sebagai alat bantu siswa dalam mengerjakan tugas  di  rumah  (PR, Pekerjaan  Rumah),  menyiapkan  ulangan  akhir  program  dan  akhir semester,  serta  evaluasi  belajar  tahap  akhir.  Dalam  proses  pembelajaran,  guru  IPS  SD masih  membelenggu  dirinya  dengan  cara  menempatkan  mereka  sebagai  penyampai materi pelajaran.[7]
Guru-guru  IPS  SD  masih  sering  memilih  membacakan  atau  menceramahkan  isi buku teks kembali kepada para siswa, walaupun relatif semua siswa telah memiliki buku-buku  yang  dianjurkannya.  Cara  pengajaran  seperti  ini  –  apabila  tidak  didasarkan  atas keterampilan  bernarasi  dengan  baik  –  bukan  saja  guru  menjadi  kecapaian  karena  harus bicara terus-menerus dalam setiap tatap muka, melainkan juga siswa akan menjadi bosan karena  isi  ceritera/ceramah  tersebut  sama  saja  dengan  isi  buku  teks  yang  dimiliki  oleh mereka.  Sedangkan,  dengan  memfasilitasi  siswa  dengan  keterampilan  membaca,  siswa dapat diberdayakan dalam hal memperoleh, mengolah, dan memproduksi informasi yang merupakan aspek penting untuk membuat keputusan, memecahkan masalah, dan menjadi calon warganegara siap berperan aktif dalam kehidupan di masyarakat.[8]
Keterampilan  membaca  merupakan  aspek  yang  penting  dalam  memperoleh informasi  dari  teks  bacaan.  Keterampilan  tersebut  harus  dapat  dikembangkan  dalam proses pembelajaran di kelas. Ketika guru IPS di SD menganjurkan para siswanya untuk memperoleh  informasi  tertentu  dari  buku  teks  yang  dibacanya,  maka  mereka  harus dibekali  terlebih  dahulu  keterampilan  untuk  memperoleh  informasi  tersebut.  Dalam  hal ini  Garvey  and  Krug menawarkan  lima  jenis  keterampilan  yang  terkait  dengan memperoleh informasi dari buku teks sebagai berikut:
  1. keterampilan merujuk (refference skill), yang terkait dengan keterampilan menemukan informasi melalui daftar isi, bab, sub-bab, indeks, dan lain-lain.
  2. Keterampilan  pemahaman  (comprehension  skill),  di  mana  siswa  perlu dibekali dengan keterampilan untuk memahami isi buku teks, teks tertulis, kata dan prase, hubungan  antar  gagasan,  diagram,  peta,  dan  lain-lain.  Keterampilan-keterampilan tersebut dapat meningkatkan pemahaman.
  3. Keterampilan  menganalisis  dan  mengkritisi (analytical  and  critical  skill). Keterampilan  ini  terkait  dengan  keterampilan  bertanya,  dan  karenanya  para  siswa  perlu dibekali keterampilan membaca dan bertanya untuk melihat aspek atau masalah tertentu. Dalam  hal  ini  guru  IPS  SD  perlu  membekali  siswa  dengan  keterampilan  secara intelegensi  dan  mental  untuk  melakukan  kategorisasi  isi  bacaan  serta  melakukan  kritik terhadap isi bacaan. 
  4. Keterampilan  mengembangkan  imajinasi  (imaginative  skill). Keterampilan  yang  sangat  erat  kaitannya  dengan  pelajaran  IPS  ini  harus  dapat dikembangkan  dalam  proses  pembelajaran  di  kelas.  Buku  teks  IPS  yang  baik  dapat dipilih  oleh  guru  untuk  meningkatkan  keterampilan  imajinasi  siswa  yang  terkait  dengan peristiwa  sejarah,  peristiwa  dalam  kehidupan  sehari-hari  serta  masalah-masalah  sosial yang sedang dihadapi oleh para siswa, dan lain-lain.
  5. Keterampilan  membuat catatan (note-making skill). Keterampilan ini tidak hanya terkait dengan kemampuan siswa dalam merangkum, mencatat, dan meringkas isi bacaan  melainkan  juga  memproduksi  pengetahuan  IPS  oleh  siswa  melalui  proses membaca  dan  merangkum  isi  bacaan.  Siswa  dibekali  dengan  keterampilan  untuk melakukan  interpretasi  kembali  terhadap  isi  teks  yang  dibaca  berdasarkan  pengetahuan yang  dimilikinya,  kemudian  melakukan  proses  produksi  berdasarklan  hasil  bacaan  yang telah diolah menjadi sebuah pengetahuan baru yang menjadi miliknya.
Buku  teks  yang  diperkenalkan  guru  kepada  para  siswa  masih  merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis buku teks pelajaran. Sedangkan apabila buku teks tersebut dibaca oleh siswa secara kritis, dianalisis, dan dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk  interpretasi  baru  dan  dituliskan  kembali  dalam  catatan  atau  rangkuman  siswa, maka  hasil  olahan  tersebut  telah  menjadi  miliknya. Pada  akhirnya,  siswa  telah  menjadi audience  dari  teks  dan  bahkan  menjadi  bagian  dari  teks  itu sendiri.  Dengan  demikian, melalui  proses  membaca  dan  mencatat  tersebut  siswa telah  diberdayakan (empowered) untuk  mengkonstruksi  pengetahuan,  dan  mereka  telah berperan  sebagai  individu  yang otonom dan pengembang pengetahuan.[9]
 ===============================================================
File Lengkap ada DISINI



[1]Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 118.
[2]Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran Dari Desain Sampai Implementasi, (Yogjakarta : PT Pedagogia, 2012), 109.
[3]Tarigan dan Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 1986), 13.
[4]Rahman Abdul Razak, Manfaat dan Fungsi Buku Teks dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dalam http://rahmanabdulrazak80.blogspot.com/, diakses 01 April 2015
[5]Rahman Abdul Razak, Manfaat…, diakses 01 April 2015
[6]Shoel Mys, Penulisan Bahan Ajar Dan Buku Teks Pelajaran, dalam: http://fikarsul10.blogspot.com, diakses 01 April 2015
[7]Nana Supriatna, Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS SD, (t.p, 2009), 4-5
[8]Ibid., 5.
[9]Ibid., 5-6.

0 komentar:

Posting Komentar