Sabtu, 23 September 2017

MAKALAH ANALISIS DATA KUANTITATIF

MAKALAH ANALISIS DATA KUANTITATIF

Berikut MI Nurul Huda Bandung akan membagikan Makalah Analisis Data Kuantitatif, silahkan disimak baik-baik


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar belakang
            penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk mencari jawaban yang obyektif atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah. Untuk itu didalam suatu penelitian dibutuhkan suatu  proses analisis data yang berguna untuk menganalisis data-data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari berbagai catatan di lapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Pekerjaan analisis data ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Oleh karena itu, analisis data  merupakan bagian yang amat penting karena dengan analisis suatu data dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk  masalah penelitian. Sehingga data yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya apabila tidak dianalisis terlebih dahulu.

B.       Rumusan masalah
1.             Apakah pengertian analisis data?
2.      Apa saja jenis-jenis analisis data?
3.      Apa saja teknik-teknik analisis data kuantitatif?
4.      Apa saja langkah-langkah analisis data kuantitatif?
5.      Bagaimana menginterpretasikan hasil analisis data?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian analisis data.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis data.
3.      Untuk mengetahui teknik-teknik analisis data kuantitatif.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah analisis data kuantitatif.
5.      Untuk menginterpretasikan hasil analisis data.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian analisis data
Menurut ardhana (dalam lexy j. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.[1]
Menurut taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.[2]
Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan  proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Atau dengan kata lain analisis data adalah proses telaah dan pencarian makna dari data yang diperoleh untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian.

B.     Jenis-jenis analisis data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Data yang belum dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam kegiatan penelitian, data mentah akan memberi arti, bila dianalisis dan ditafsirkan.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis data, yaitu :
1.      Data bermuatan kualitatif
            data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan.
2.      Data bermuatan kuantitatif
Keberadaan data bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun pengukuran. Data bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan selalu menggunakan bilangan cacah. Contoh data seperti ini adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara terstruktur. Adapun data bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor skala motivasi, skor timbangan, dan semacamnya.

C.    Teknik analisis data kuantitatif
Analisis data dalam kuantitatif menggunakan pendekatan statistik. Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non parametris.
  1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan.
Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksplorasi, yaitu peneliti ingin mencoba untuk mengungkap dan mendeskripsikan hasil penelitiannya. Misalnya ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga bbm, ingin mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan uu guru dan dosen, ingin mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru, dan sebagainya. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan antara lain:
·         Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.
·         Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.
·         Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).
·         Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
·         Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range, deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).
Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral.
  1. Statistik inferensial
            statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif  atau statistik probabolitas) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
            statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenarannya (kepercayaan) dan yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
Penggunaan statistik parametris dan nonoparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
a.      Statistik parametris
Pada statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang diperoleh dari sampel).
Teknik analisis statis meliputi korelasi pearson (pearson product moment correlation), korelasi spearman, dan uji t.
·         Korelasi pearson (pearson product moment correlation)
Kegunaan : menentukan hubungan antara dua variable yang berskala interval (skala yang menggunakan angka sebenarnya), korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Besarnya korelasi 0-1. Korelasi dapat berupa positif yang artinya searah jika variabel besar maka variabel kedua juga besar pula. Korelasi negatif (berlawanan arah jika variabel pertama besar maka variabel kedua kecil). Patokan hasil perhitungan korelasi sebagai berikut :
< 0,20                           : hubungan dapat dianggap tidak ada
< 0,20-0,40       : hubungan ada tetapi rendah
< 0,40-0,70       : hubungan cukup
> 0,70-0,90       : hubungan tinggi
> 0,90-1,00       : hubungan sangat tinggi
b.    Statistik nonparametris
Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, dan nonparametris digunakan untuk data nominal dan ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.
Teknik analisis statistik non parametrik
·         Korelasi spearman (spearman rank order correlation)
Kegunaan: korelasi spearman berfungsi untuk menentukan besarnya hubungan dua variable (gejala) yang berskala ordinal atau tata jenjang. Biasanya data yang dianalisis adalah angka yang berjenjang misalnya 1, 2, 3, 4, 5. Angka tersebut hanya simbol saja. Oleh karena itu, korelasi ini termasuk uji statistik non parametrik.
Contoh :
Perusahaan iklan ingin mengetahui jenis iklan apa yang paling disukai yang ditayangkan di televisi dan radio dan apakah ada korelasi atau hubungan antara iklan di televisi dan di radio.
·         Chi square
Kegunaan: untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable bebas dengan variable tergantung, syarat untuk menggunakan chi square adalah data harus berskala nominal.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan baju wanita ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara kontras suara dan keputusan membeli baju. Kita akan mencari apakah ada hubungan atau tidak antara variabel kontras warna dengan keputusan membeli baju.

D.    Langkah-langkah dalam analisis data kuantitatif
Sebaiknya peneliti harus melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan di lapangan (field research) dan peneliti juga harus melewati proses pengolahan data terlebih dahulu. Menurut neuman proses pengolahan data kuntitatif dapat dibagi dengan tiga tahap: coding data; entering data dan cleaning data.[3] dalam makalah ini akan di bahas bagaimana proses data kuantitatif secara ringkas sebagai berikut ini dengan tahapan pengkodean dan pemasukan data, analisis data dan pengujian teori.
  1. Coding data / pengkodean data
            pengkodean adalah pemberian lambang tertentu dapat berupa nomor atau angka dalam suatu lembaran tabulasi yang sudah dikumpulkan dan dapatlah dilakukan pengolahan data dengan melalui coding data. Dan yang dimaksud dengan coding disini adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macam-macamnya.[4] klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka. Disini setiap macam jawaban (atau secara teknis disebut “setiap kategori jawaban”) pada dasarnya berarti menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi sesuatu jawaba tertentu itu.
            contoh dalam suatu penelitian di ajukan antara lain sebuah pertanyaan yang berbunyi, “bagaimanakah kesan saudara terhadap kebersihan kota ini? Menanggapi pertanyaan ini, para responden akan memberikan jawaban-jawaban yang tentu saja tidak akan terumus dalam rumusan yang seragam,. Ragam-ragam jawaban itu mungkin akan berbunyi sebagai berikut:
            “wah! Kebersihan kota ini menyedihkan sekali”
            “saya kira cukup bersih“.
            “dikatakan bersih sih sulit; mau dikatakan kotor kok yang sulit“.
            “ah, entahlah ya!“
            kita andaikan saja dalam contoh ini jawaban-jawaban tersebut di atas telah di edit, maka jawaban-jawaban itu telah siap untuk di kode. Dalam tahap coding ini, jawaban yang beragam-ragam (atau dalam istilah teknisnya „yang tak berstruktur“)  itu harus digolong-golongkan menurut macam-macamnya kedalam kategori-kategori.[5] neuman menyebutkan bahwa coding data ini diartikan adalah memberikan tanda-tanda ulang secara sistematis daftar jawaban kedalam suatu format yang mudah dipahami.[6]
            data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya „ya“ atau „tidak“. Untuk memudahkan analisis maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan computer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.[7]
            pemberian kode dapat diakukan dengan melihat jenis pertanyaan dan jawaban, dalam hal ini dapat dibedakan:
1)      Jawaban yang berupa angka
2)      Jawaban dari pertanyaan tertutup
3)      Jawaban pertanyaan semi terbuka
4)      Jawaban pertanyaan terbuka
5)      Jawaban pertanyaan kombinasi
            jawaban responden bisa dalam bentuk angka. Pertanyaan tentang pendapatan perbulan, jawabannya sudah pasti dalam bentuk angka. Misalnya rp 149.500,-. Begitu juga dalam mengukur berat, misalnya berat tongkol jagung, maka jawabannya sudah jelas dalam bentuk angka. Begitu juga angka dalam produksi, luas garapan dan sebagainya. Untuk jawaban dalam bentuk angka ini, maka angka untuk kode adalah angka jawaban itu sendiri.[8]

===================================================================
Untuk file Lengkapnya silahkan download link dibawah ini:


Berbagi Itu Indah

[1] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda; 2007, hlm. 103
[2] Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa,1992, hlm. 79

[3]W. Laurence Neuman, Social Research,Metods Qualitatif and Quantitatif Approaches, thirt edition (Boston : Allynand Bacon, 1997), h. 294.
[4]Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : Gramedia, 1997), h. 272.
[5]Ibid., h. 273.
[6]W. Lourence Neuman, Social Research, h. 295.
[7]Muhammad Nazir, Metode Penelitian, h. 407.
[8]Ibid., h. 408.

1 komentar: