FOTO KEGIATAN

FOTO KEGIATAN
documentasi

Mengenai Saya

Kamis, 26 Oktober 2017

APA ITU PTK???? DAN APA SAJA RUKUNNYA???

APA ITU PTK???? DAN APA SAJA RUKUNNYA???


A. APA DAN BAGAIMANAKAH PTK?
Apa dan bagaimanakah penelitian tindakan atau action research, perhatikan uraian berikut:
  1. Action Research is a participatory, democratic process with concerned with developing practical knowing  in the pursuit of worth while human purpose, grounded in a participatory worldview which human purposes, grounded in a participatory world view which we believe is emerging at this historical moment. It sees to bring together action and reflection, theory and practice, with participation with others, in the pursuit of practical solution to issues of pressing concern to people, and more generally the flourishing of individual persons and their community. (Hilary Bradbury and Peter Reason, 2001: 2). 
  2. So action research is about working towards practical outcomes, and also about creating new forms of understanding, since  action without reflection and understanding is blind, just as theory without action is meaningless.
  3. Action research is only possible with, for and by persons and communities, ideally involving all stakeholders both in the questioning and sense making that informs the research, and in the action which its is focus.
Apa kelebihan Action Research dibanding Survey, sebagai berikut:
  • Setidaknya ada dua aspek yang menyebabkan metode survei kurang dapat dipakai: Pertama, masyarakat cenderung dijadikan obyek saja dan kurang terl;ibat dalam merumuskan masalah dan penyusunan kebijakan (Fernandes dan tandon, 1993: 9); dan kedua, dalam penerapan kebijakan, masyarakat hanya sebagai orang yang menerima bukan sebagai pelaku dan pelaksana, sehingga acapkali kebijakan kurang dipahami dan kurang dpat diterima masyarakat.
  • Oleh karena itu diperlukan metode alternatif yang memenuhi kriteria berikut: 

  1. Pertama, berusaha menutupi kelemahan itu dengan merumuskan  permasalahan atas dasar masalah yang langsung dirasakan oleh masyarakat. 
  2. Kedua, pendekatan dirancang berdasarkan kesepakatan antara masyrakat dengan peneliti. 
  3. Ketiga, hasil penelitian tidak hanya bermanfaat bagi si peneliti tetapi juga masyarakat. Perubahan situasi, meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengubah serta kemampuan memecahkan masalah mereka atau mengubah situasi kehidupan mereka merupakan hasil yang diharapkan (Effendi, 1996,10).

Adapun proses action reseaarch, menurut Kemmis & Mc Taggart, dimulai dengan: 
(1) perencanaan, kemudian 
(2) melakukan aksi, kemudian 
(3) mengobservasi dampak dari aksi, dan terakhir 
(4) melakukan perenungan tentang efektivitas dan efisiensi perencanaan dan aksi yang telah dilakukan. Bila (dengan keempat langkah pada Putaran I tersebut) kurang berhasil, maka lakukanlah Putaran II. Langkah-langkahnya sebagaimana dalam Putaran I, yakni dimulai dengan: (1) perencanaan yang baru, kemudian (2) melakukan aksi yang baru, kemudian (3) mengobservasi dampak dari aksi yang baru, dan terakhir (4) melakukan perenungan tentang efektivitas dan efisiensi perencanaan dan aksi Putaran II. Langkah-langkah pada setiap putaran dapat digambarkan sbb:
Demikianlah seterusnya hingga ditemukan hasil yang memuaskan. Secara teoritis, action research bisa dilakukan dalam beberapa putaran. Setelah Putaran I gagal, lakukan Putaran II. Jika gagal lagi, lakukan Putaran III. Dan seterusnya. 

Tapi tentu, tidak perlu dilakukan melebihi 3 (tiga) kali putaran. Jika beberapa kali putaran, kapan akan selesainya penelitian. Kecuali jika kita bermaksud mencari cara-cara baru yang lebih inovatif, lebih praktis, lebih efektif, dan lebih efisien; sebagaimana Thomas Alpa Edison, penemu listrik, ia melakukan berulang-ulang kali penelitian hingga melebihi 10.000 (sepuluh ribu) kali penelitian; atau Sang Penemu “ayam goreng gurih, garing dan renyah” Mc Donald yang melakukan lebih dari 1.000 (seribu) kali penelitian. 

Usahakan cukupkan dengan 2-3 kali putaran saja, asalkan ada kemajuan dibanding putaran sebelumnya. Caranya ialah dengan terlebih dahulu mengkaji teori-teori atau hasil-hasil penelitian terdahulu. 


B. RUKUN PTK
RUKUN PTK ADA 3, YAITU:

1. PTK DILAKSANAKAN SEDIKITNYA DALAM 2 KALI PUTARAN (Putaran I, Putaran II,
        dan seterusnya)
2. DALAM SETIAP PUTARAN TERDIRI DARI 4 TAHAP KEGIATAN, YAITU:
        (1) PLANNING, dalam hal ini  ”Perencanaan Pengajaran”,
        (2) ACTING, dalam hal ini  ”Pelaksanaan Pengajaran” dengan menggunakan
        ”metode”/”pendekatan” tertentu,
        (3)  OBSERVING, dalam hal ini ”mengukur hasil belajar yang terserap oleh siswa” sebagai efek
         langsung dari pengajaran dengan metode/pendekatan tertentu itu, dan
        (4) REFLECTING, dalam hal ini ”menganalisis” efektivitas metode/pendekatan yang telah
        digunakan.
3. PUTARAN PERTAMA (PUTARAN I) ADALAH  ”PENDEKATAN” / ”METODE”  YANG 
       ”GAGAL”,  SEDANGKAN YANG TERAKHIR (misal: PUTARAN II)  adalah 
        ”PENDEKATAN” / ”METODE”  YANG   ”BERHASIL”  (EFEKTIF, EFISIEN, dan
         seterusnya).

File ada di bawah ini:

0 komentar:

Posting Komentar