Selasa, 24 Oktober 2017

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan masalah  yang  sering  timbul  di sekitarnya.  Seorang  peneliti  pada  prakteknya  akan  memilih  salah  satu metode yang dipandang paling cocok untuk  penelitiannya,  yaitu  yang  sesuai  dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan  dana,  tenaga,  waktu  dan  kemampuan.  Dengan  demikian  metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering dipakai oleh peneliti, diantaranya penelitian ex-postfacto.
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian di mana variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian. Untuk  dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami terlebih  dahulu  segala  sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen penelitian. Baik yang berkaitan dengan  jenis-jenis variabel, hakekat penelitian, karakteristik,  tujuan,  syarat-syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan bentuk-bentuk desain.  Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penelitian ex-postfacto.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
            1. Apakah pengertian penelitian ex-potsfacto ?
            2. Ada berapa jenis penelitian ex-postfacto ?
            3. Bagaimana langkah-langkah penelitian ex-postfacto ?


C. Tujuan pembahasan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
            1. Mengetahui pengertian penelitian ex-postfacto .
            2. Mengetahui  jenis penelitian ex- postfacto.
            3. Mengetahui langkah-langkah penelitian ex-postfacto.
           

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Penelitian Ex-Postfacto.
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
            Penelitian ini dinamakan ex-postfacto karena dikerjakan setelah kenyataan. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada juga yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali.[1]
             Penelitian ex-postfacto secara metodis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi, atau gejala / peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Menurut Watson  penelitian ex-postfacto bertujuan untuk mencari penyebab perubahan perilaku dengan studi komparasi secara partisipatif tentang perilaku yang muncul pada saat sekarang dan perilaku yang tidak  muncul dari suatu kejadian setelah variabel bebas terjadi.[2] Sebagai contoh: kita akan menguji hipotesis bahwa perceraian dapat mengakibatkan penyimpangan  perilaku anak-anak. Dalam situasi ini, kita tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga untuk melakukan perceraian. Perceraian dalam hal ini merupakan variabel bebas yang tidak dapat dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. Karena hal tersebut, penelitian dilakukan pada keluarga yang sedang mengalami perceraian.
Kerlinger memberikan definisi penelitian secara lebih formal:
                        Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.[3]
Sebagai contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen. Contoh lain: Penyalahgunaan obat-obatan psiko-tropika. Peneliti berusaha mengungkap hubungan antara kondisi hubungan dalam keluarga dan penggunaan obat-obatan psiko-tropika. Dalam penelitian ini sekelompok keluarga yang memiliki hubungan dalam keluarga yang harmonis dan yang mengalami disharmoni dalam keluarga diteliti apakah keduanya berpengaruh pada perilaku agresif remaja.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ex-postfacto merupakan penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala-gejala atau perilaku itu terjadi.


  1. Jenis Penelitian Ex-Postfacto.
Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.      Penelitian Korelasi /causal research.
a.   Pengertian Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu obyek atau subyekyang diteliti.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.[4] Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Gay, seperti yang dikutip Prof. Sukardi, Ph, D. dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan  mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
b.   Karakteristik Penelitian Korelasi.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:
1)      Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2)      Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3)      Memungkinkan peneliti mendapat derajat asosiasi yang signifikan. Jika ada berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang . Nilai positif menunjukkan arah dua perubahan dua variabel pada arah yang sama. Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 menunujukkan asosiasi sempurna di antara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa 2 variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.[5]
c.       Alasan Penting Seorang Peneliti Menggunakan Penelitian Korelasi.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi jika mempunyai alasan sebagai berikut:
1)      Adanya kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel di mana koefisisen korelasi dapat mencapainya.
2)      Variabel yang muncul kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
3)      Dalam penelitian dimungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis.

d.      Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi.
Penelitian korelasi mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
1)        Berguna dalam masalah yang berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara simultan.
2)        Dengan penelitian korelasi dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3)        Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis.
4)        Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah:
1)        Peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel.
2)        Peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.[6]

2.      Penelitian Kausal Komparatif.
a.        Pengertian Penelitian Kausal Komparatif.
Gay sebagaimana di kutip oleh Prof. Sukardi, Ph.D, mengemukakan  bahwa dalam penelitian kausal komparatif peneliti dapat berusaha menentukan alasan atau penyebab status obyek yang diteliti. Hal demikian dinyatakan oleh Gay sebagai berikut: Causal comparative is that research in which theresearcher attempts to determine the cause or reason for existing differencesin the behaviour or status or groups of individuals”.
Pendekatan dasar kausal kompartif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya, kemudian berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Atau dengan kata lain dalam penelitian kausal komparatif peneliti berusaha mencermati pertanyaan penelitian what is the effect of X? . Sebagai contoh, apa pengaruh yang terjadi, jika seorang anak tanpa mengikuti sekolah TK, kemudian langsung masuk kelas satu sekolah dasar?Apa yang terjadi bila mahasiswa baru yang berasal dari SMU, tanpa melalui kuliah matrikulasi, langsung mengambil mata kuliah teknik sebagaimana mahasiswa dari SMK?
b.        Persamaan dan Perbedaan Penelitian Korelasi dan Penelitian Kausal Komparatif.
Penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif memiliki beberapa persamaan yaitu:
1)   Tidak memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi.
2)   Tidak melakukan kontrol.
3)   Bila peneliti menggunakan paket program statistik dalam komputer,  penelitian regresi juga otomatis menganalisis hasil korelasi.[7]
Walaupun demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif memiliki perbedaan sebagai berikut:
1)   Dalam penelitian korelasi , peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat.
2)   Dalam penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat.
c.         Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif.
Dengan penelitian kausal komparatif, dimungkinkan peneliti melakukan studi karena apabila digunakan penelitian eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena beberapa alasan, misalnya tidak etis, menyalahi aturan sekolah dan lain-lain.
Di samping kelebihan di atas, penelitian kausal komparatif memiliki kelemahan, yaitu:
1)   Kontrol variabel tidak dpat dilakukan, karena variabel bebas telah terjadi.
2)   Karena tidak adanya manipulasi kontrol, maka interpretasi hasil penelitian pada umumnya hanya menekankan pada hubungan dan prediksi variabel dengan tidak terlalu berorientasi pada hubungan sebab akibat.
Penelitian Kausal Komparatif juga diawali dari adanya permasalahan penelitian, dilanjutkan dengan menentukan tujuan dan manfaat penelitian, melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat, dan menentukan metode penelitian dengan teknik statistik yang relevan.
Dalam kaitannya dengan desain penelitian, peneliti dapat memilih dua variasi desain yang dapat dilihat dari uraian berikut.
Kasus
Grup
Variabel Bebas
Variabel Terikat
A
Eks
X
0
Kontrol
-
0
B
Eks
X1
0
Kontrol
X2
0

Keterangan:
Eks  = grup eksperimen
X     = variabel bebas
0      = variabel terikat.
        Pada kasus A, grup eksperimen menerima perlakuan, sedang grup B kontrol tidak. Pada akhir penelitian, kedua grup variabel terikat diukur. Dan kemudian peneliti menguji apakah ada perbedaan atau ada hubungan yang signifikan pada kedua grup tersebut.
Pada kasus B, kedua grup telah dibedakan sejak awal, misalnya anak cerdas dan anak lambat, semuanya diberikan perlakuan. Dan pada akhir penelitian kedua grup diukur untuk mendapatkan hasil akhir yang kemudian akan diuji beda atau dihubungkan apakah ada perbedaan signifikan.

            Penelitian dengan metode ex-postfacto mempunyai langkah penting seperti berikut:
1.         Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-postfacto.
2.         Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.         Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4.         Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5.         Menentukan kerangka berfikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6.         Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
7.         Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8.         Membuat laporan penelitian.[8]





BAB III
KESIMPULAN

Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian ini dinamakan ex-postfacto karena dikerjakan setelah kenyataan. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada juga yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali.
Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.        Penelitian Korelasi /causal research.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
2.        Penelitian Kausal Komparatif.
Dalam penelitian kausal komparatif peneliti dapat berusaha menentukan alasan atau penyebab status obyek yang diteliti.
Pendekatan dasar kausal kompartif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya, kemudian berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Bila peneliti menggunakan paket program statistik dalam komputer,  penelitian regresi juga otomatis menganalisis hasil korelasi.
Penelitian dengan metode ex-postfacto mempunyai langkah penting seperti berikut:
1.        Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-postfacto.
2.        Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.        Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4.        Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5.        Menentukan kerangka berfikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6.        Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
7.        Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8.        Membuat laporan penelitian.

  

DAFTAR PUSTAKA
·        Gay, L.R, Educational Research Competencies for Analysis & Application, Ohio, A Bell & Howell Company, 1983
·         Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,  Bandung,  Rosda, 2004
·         Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, 2010


File Lengkapnya DISINI

[1]  Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, 2010,  165
[2]. (http://ecourse.amberton.edu/grad/RGS035E1/ READ4. HTM), diakses tanggal 5 Juni 2014 pukul 20.10
[3] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,  165

[4] Gay, L.R, Educational Research Competencies for Analysis & Application, Ohio, A Bell & Howell Company, 1983, 43
[5] Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,  Bandung,  Rosda, 2004, 205
[6] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,...., 170
[7] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,..., 172
[8] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,....,175

0 komentar:

Posting Komentar