FOTO KEGIATAN

FOTO KEGIATAN
documentasi

Mengenai Saya

Selasa, 12 Desember 2017

MAKALAH PENDIDIKAN KETRAMPILAN BERBAHASA

MAKALAH PENDIDIKAN KETRAMPILAN BERBAHASA


KETRAMPILAN BERBAHASA

PENDAHULUAN
BAB I

A.      Latar Belakang
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.  Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.  Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar[1]
Selanjutnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesatraan manusia Indonesia . serta disebutkan pula bahwa ruang lingkup pembelajaran Bahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu : mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.[2]
Dalam membuat sebuah bahan ajar seorang guru harus memperhatikan aspek-aspek penting yang dapat menunjang keberhasilan peserta didik untuk memahami materi. Selain itu seorang guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar itu sendiri, sehingga bahan ajar tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di capai oleh peserta didik.

1
 
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Tugas guru adalah menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,  penulis telah memilih dan menentukan rumusan masalah  dalam pembahasan makalah ini, adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1.                   Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar ?
2.                   Bagaimanakah prinsip-prinsip bahan ajar ?
3.                   Bagaimanakah prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ?

C.      Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah  ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar .
2.      Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip-prinsip bahan ajar .
3.      Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar .

 ==================================================================
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Sebagai yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran,  bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut
a.       Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD [3]
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen), maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).
b.      Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.
                Contoh:


 Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian[4]
c.       Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Diantara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
a.       Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b.      Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
c.       Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
d.      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilanSeorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dan lain-lain.
e.       Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
f.       Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai    tujuan.
Dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.




B.     Prinsip-Prinsip Bahan Ajar untuk Guru
Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber atau bahan ajar, guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai berikut[5]
1      Menimbulkan minat baca.
Bahan ajar yang baik seyogyanya dirancang dan dikemas sedemikian rupa untuk dapat menarik dan menimbulkan minat baca bagi para siswa. Bahan dan sumber ajar yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah yang berbentuk bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet. Bentuk bahan ajar seperti ini tentu saja ditujukan dan diperuntukan untuk dibaca siswa. Namun, keberadaan sumber belajar ini kerap kali tidak menarik minat siswa untuk membaca dan menggali informasi yang berada di dalamnya. Hal ini bisa jadi karena sumber belajar tersebut ditampilkan secara asal-asalan, miskin informasi, dan pengayaan semisal gambar atau ilustrasi yang menarik, atau mungkin juga sumber atau bahan ajar yang disajikan terlalu rumit, sukar, dan monoton. Hal ini semestinya menjadi perhatian guru untuk benar-benar dapat memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber dan bahan ajar yang mampu menarik minat baca siswa, sehingga materi-materi pelajaran yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah dibaca dan dipahami siswa[6]
2      Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Guru harus paham benar bahwa sumber dan bahan ajar yang disusun adalah benar-benar ditujukan dan diperuntukan bagi siswa. Oleh karena itu guru harus benar-benar pandai memilah dan menyeleksi bahan-bahan dan sumber-sumber belajar yang benar-benar sesuai dengan tingkat kompetensi dan pemahaman siswa. Bahan ajar harus dipilih sesuai dengan motivasi siswa. Motivasi dalam hal ini menyangkut minat, apresiasi, aspirasi dan ambisi. Kesemuanya memengaruhi proses belajar mereka. Oleh karenanya, pemahaman yang baik tentang motivasi akan menjadi fondasi bagi guru dalam menentukan materi dan metode ajar yang menarik minat siswa.


4      Menjelaskan tujuan instruksional.
Sumber dan bahan ajar yang baik harus dapat menjelaskan tujuan instruksional yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Artinya sumber dan bahan ajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau memenuhi apa-apa yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu. Sumber dan bahan ajar yang digunakan guru setidaknya mengisyaratkan pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
5      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
Sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya bisa mengakomodir semua pola belajar siswa. Masing-masing siswa adalah sebuah individu yang unik yang memiliki karakter yang berbeda, termasuk dalam gaya dan pola belajarnya. Sumber atau bahan belajar yang baik hendaknya juga mempertimbangkan hal tersebut. Materi, konsep, informasi, kegiatan dan ragam latihan yang tertuang dalam sumber atau bahan ajar hendaknya dikemas sedemikian rupa dengan memadukan berbagai pola belajar yang fleksibel, seperti penugasan individu, kelompok, kolaborasi, dan lain sebagainya.
6      Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan dicapai.
Sumber atau bahan ajar harus benar-benar terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta tingkat kompetensi yang akan dicapai. Dengan kata lain, sumber atau bahan ajar harus dapat menjawab analisis kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran dan memerhatikan benar setiap kompetensi yang telah ditentukan dan akan dicapai dalam setiap proses pembelajarannya.
7       Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
Sumber atau bahan ajar tidaklah semata hanya berisi segudang informasi yang menjelaskan dan memaparkan fakta dan konsep belaka. Oleh karena itu, sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya dapat mengakomodir kebutuhan siswa untuk berlatih dan melakukan kegiatan pembelajaran lain melalui sumber atau materi yang ada dalam bahan ajar.  Berbagai tugas, kegiatan, dan latihan harus termaktub dalam bahan ajar. Akan tetapi perlu diperhatikan juga bentuk-bentuk tagihan dan tugas serta latihan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Jangan sampai kegiatan dan latihan yang diberikan menjadikan anak atau siswa menjadi enggan untuk berlatih dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya[7]

C.     Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Dalam pemilihan bahan ajar dibagi menjadi 5 macam :
1.      Pemilihan Bahan Ajar Cetak
Secara umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar cetak yaitu kita harus memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak dan jangan sampai bahan ajar yang kita pilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
1.      Pemilihan Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar handout adalah sebagai berikut:
a)      Substansi materi yang disajikan harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b)      Materi memberikan penjelasan secara lengkap.
c)      Padat pengetahuan
d)     Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)      Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f)       Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
2.     Pemilihan Buku Teks Pelajaran
a)      Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasi oleh peserta didik.
b)    Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu memberikan penjelasan secara lengkap.
c)     Padat pengetahuan dan jelas secara keilmuan.
d)     Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)     Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f)    Penampilan fisik bukunya menarik atau menimbulkan motivasi untuk membaca.
2.      Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak (Model/ Maket)
Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih model / maket sebagai bahan ajar antara lain: memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan dan memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak terlalu berat, sehingga dapat dipindahkan oleh satu orang.[8]
3.      Pemilihan Bahan Ajar Audio
a)      Substansi materi yang disajikan dalam radio/kaset harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b)      Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c)      Direkam terlebih dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
d)     Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e)      Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
4.      Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual
a)      Substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b)      Alur cerita yang ada merupakan sajian yang menarik dan diturunkan dari standar kompetensi/kompetensi dasar dalam kurikulum.
c)      Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya.
d)     Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)      Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
f)       Pilih video/film yang sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi diskusi, atau suatu percobaan.
5.      Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar interaktif, antara lain:
a)      Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b)      Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c)      Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d)     Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e)      Penyajiannya menarik.

=================================================================
BAB III dan seterusnya silahkan klik tautan di bawah ini


Demikian semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya.


[1] Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, 2008, 3
[2] PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20
[3] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2014, 12

[4] Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar..., 12
[5] https://www.academia.edu/7858577/Analisis_Bahan_Ajar_Bahasa_Indonesia_untuk_MTs_2013
[6] https://www.academia.edu...
[7] http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-ajar.html
[8] http://maulanikmatul.blogspot.com...

0 komentar:

Posting Komentar