Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
Asalamu'alaikum wr.wb.
Selamat berjumpa kembali dengan MI Nurul Huda Bandung, kali ini akan kami bagikan seputar Makalah Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar, semoga postingan ini bermanfaat dan dapat membantu bagi rekan-rekan yang membutuhkan referensi dalam menyusun Makalah.
Selanjutnya silahkan simak Pembahasan Makalah Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar berikut:
BAB I
Media pembelajaran
merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam
Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang
harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator
telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dibab
terdahulu telah diuraikan bahwa program media di buat dengan rancangan
yang sistematis melalui berbagai langkah pengembangan yang melibatkan
berbagai tenaga trampil dan ahli serta menggunakan berbagai jenis peralatan.
Dengan cara demikian, diharapkan program yang dihasilkan dapat merupakan
program media yang efektif. Namun demikian, betapa baikanya sebuah program
media, bila progma itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentulah tidak akan
banyak gunanya. Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya
pembuatan media itu sendiri. Pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan
dirancang sebaik- baiknya. Lebih –lebih bila media itu merupakan media
pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu
harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.[1]
1.
Apa
Unsur-unsur dalam Pembuatan Media pembelajaran?
2.
Bagaimana
langkah-langkah Pembuatan Media pembelajaran?
3.
Apa Manfaat
Media Pembelajaran?
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui Unsur-unsur dalam Pembuatan Media
pembelajaran.
2. Mengetahui
langkah-langkah Pembuatan Media
pembelajaran.
3. Mengetahui
Manfaat Media Pembelajaran.
========================================================================
BAB
II
Dalam pembuatan sebuah media untuk pembelajaran, hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah unsur-unsur atau elemen-elemen yang terkandung dalam media
tersebut. Penataan elemen yang baik dapat mempermudah penyampaian pesan atau
informasi yang ingin disampaikan. Berikut ini adalah unsur-unsur yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran sederhana:
1.
Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah
elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih
sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan.
2.
Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat
diantara elemem-elemen visual. Elemem-elemen itu harus saling terkait dan
menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu
bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta
informasi yang dikandungnya.
3.
Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap
salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran,
hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang penekanan dapat diberikan pada
unsur yang terpenting.
4.
Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati
ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan meskipun
tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang seluruhnya simetris disebut
keseimbangan formal dengan menampakkan dua bayangan visual yang sama dan
sebangun yang cendrung tampak statis, sedangkan keseimbangan informal tidak
seluruh simetris yang memberi kesan dinamis dan menarik perhatian.
5.
Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat
membangkitkan minat dan perhatian oleh karena itu pemilihan bentuk sebagai
unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.
6.
Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur
sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan
khusus.
7.
Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan
kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur, seperti
warna. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya
warna.
8.
Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan,
penekanan, untuk membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek,
menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional
tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan warna
yaitu:
Pemilihan warna khusus (merah, biru, dan sebagainya).
Nilai warna yaitu tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan
dengan unsur lain dalam visual tersebut.
Intensitas atau kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan.[1]
Agar media pendidikan yang dibuat
dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan maka sangat diperlukan enam langkah-langkah pengembangan
program media. Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah
pembuatan media pembelajaran, dengan berbagai spesifikasinya masing-masing. Diantaranya menurut
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah pengembangan program media sebagai
berikut:[2]
1. Menganalisis
keperluan dan karakteristik siswa.
Program dibuat sebelumnya harus meneliti secara seksama pengetahuan awal maupun
pengetahuan prasarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi
sasaran program yang dibuat. Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes.
Bila
tes tidak dapat dilakukan karena factor-faktor pengetahuan
siswa, maka pembuat program harus dapat membuat asumsi-asumsi mengenai kemampuan
dan ketrampilan siswa.
2. Merumuskan tujuan Instruksional dan operasional
Pembuatan
tujuan dapat memberi arah kepada tindakan yang dilakukan, termasuk penyesuaian
penggunaan media yang digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan yang ingin
dicapai dan penggunaan model dan macam media yang digunakan.
3. Merumuskan butir-butir materi secara rinci
Setelah tujuan
intruksional jelas, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa
memiliki kemampuan dan ketrampilan. Untuk mengembangkannya tujuan yang telah
dirumuskan dianalisis lebih lanjut. Demikian pula cara pengembangan bahan yang
harus dipelajari siswa. Setelah daftar pokok pelajaran diperoleh, selanjutnya
mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, dari yang sederhana sampai
kepada hal yang rumit, dari yang kongkrit kepada yang abstrak.
4. Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan.
Alat pengukur
keberhasilan siswa ini perlu dirancang secara seksama sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan, bisa berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku.
Sebaiknya dalam tes tersebut harus tercakup semua kemampuan dan ketrampilan
yang dimuat dalam tujuan intruksional yang dibuat.
5. Menulis naskah
media/Menyusun media yang digunakan
Setelah
penyusunan tujuan pembelajaran dilaksanakan penyusunan media yang digunakan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tersebut. Penyusunan dan pembuatan media
pembelajaran dengaan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang tersusun secara
sistematis ini harus sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat pemahaman
serta ketrampilan siswa. Sehingga fungsi media benar-benar dapat menjadi alat
untuk mempernudah dalam pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan
bukan sebaliknya justru menjadi mempersulit tingkat pemahaman siswa.
6. Mengadakan test
dan revisi
Setelah media
pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji coba
langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam
proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan
media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi,
manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan
media yang digunakan serta problematika yang dihadapi .[3]
Manfaat penggunaan media
pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu
1.
Media pengajaran dapat menarik
dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan,
2.
Media pengajaran dapat mengatasi
perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial
ekonomi,
3.
Media pengajaran dapat membantu
anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara
lain,
4.
Media pengajaran dapat membantu
perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami
dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film
tentang suatu kejadian atau peristiwa. Rangkaian dan urutan kejadian yang
mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara
teratur dan berkesinambungan
5.
Media pengajaran dapat
menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan
pengalaman dan kenyataan,
6.
Media pengajaran dapat mengurangi
adanya verbalisme dalam suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
belaka).[4]
Sedangkan
menurut Sadiman, dkk., media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
dan daya indera, misalnya:[5]
1.
Obyek yang terlalu besar bisa
digantikan dengan realita, gambar, film, atau model,
2.
Obyek yang kecil bisa dibantu
dengan menggunakan proyektor, gambar,
3.
Gerak yang terlalu cepat dapat
dibantu dengan timelapse atau high-speed photography,
4.
Kejadian atau peristiwa di masa
lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun vcd,
5.
Objek yang terlalu kompleks
(misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain,
dan
6.
Konsep yang terlalu luas
(misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.[6]
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media
pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada
beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu :[7]
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam
kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam
situasi kelas,
2. Pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar
kelas, meliputi:
(a) Pemanfaatan secara bebas
yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak
ada kontrol dan pengawasan dari pembuat atau pengelola media, serta pemakai
tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan;
(b) Pemanfaatan secara terkontrol
yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara
sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk
dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola
dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan
pembelajaran tersebut,
3. Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau
massal, meliputi:
a.
Pemanfaatan media secara
perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan
b.
Pemanfaatan media secara
kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),
c.
Media dapat juga digunakan secara
massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan,
ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama
Berdasarkan pendapat tersebut di
atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk
digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu :[8]
1. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
2. Isi materi pelajaran
3. Strategi belajar mengajar yang digunakan,
4. Karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik siswa
yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang
digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus
disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki
siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan
melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa.
Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang
belajar.
5.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita
pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan
tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada
siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar
untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit
dan komplek.
Selain fungsi di atas, Livie dan Lentz (1982)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual,
yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:[9]
- Fungsi atensi
berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
- Fungsi afektif
maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar
ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual
akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
- Fungsi kognitif
bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
- Fungsi kompensatoris
artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatkannya kembali.
- Manfaat media
pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Pengajaran lebih
menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
- Bahan pengajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan
pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
- Metode pembelajaran
bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata lesan pengajar, pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak
kehabisan tenaga.
- Pembelajar lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari
pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Selain itu manfaat media pembelajaran bagi pengajar
dan pembelajar adalah sebagai berikut:
- Manfaat
media pembelajaran bagi pengajar yaitu:
a. Memberikan
pedoman, arah untuk mencapai tujuan
b. Menjelaskan
struktur dan urutan pengajaran secara baik.
c. Memberikan
kerangka sistematis mengajar secara baik.
d. Memudahkan
kendali pengajar terhadap materi pelajaran.
e. Membantu
kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f. Membangkitkan
rasa percaya diri seorang pengajar, dan
g. Meningkatkan
kualitas pelajaran.
2. Manfaat
media pembelajaran bagi pembelajar adalah :
a. Meningkatkan
motivasi belajar pembelajar.
b. Memberikan
dan meningkatkan variasi belajar pembelajar
c. Memberikan
struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar.
d. Memberikan
inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk
belajar.
e. Merangsang
pembelajar untuk berfokus dan beranalisis.
f. Menciptakan
kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan
g. Pembelajar
dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat
media pembelajaran.[10]
Menurut Encylopedia of educational research
menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah:[11]
1. Meletakkan
dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi
“verbalisme”.
2. Memperbesar
perhatian para siswa.
3. Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan
pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama terdapat dalam gambar
hidup.
6. Membantu
tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan
berbahasa.
7. Memberikan
pengalaman-penglaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Kemp dan Dayton mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:[12]
- Penyampaian materi
dapat diseragamkan Setiap guru mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda
terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media,
penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam.
- Proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya,
media dapat menampilkan informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna
baik secara alami maupun manipulasi.
- Proses pembelajaran
lebih interaktif. Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat
membantu guru dan siswa melakaukan komunikasi dua arah secara aktif selama
proses pembelajaran.
- Efisiensi dalam waktu
dan tenaga. Guru sering menghasilkan banyak waktu untuk menjelaskan suatu
materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat
memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.
- Meningkatkan kualitas
hasil belajar siswa. Penggunaan media membuat proses pembelajaran lebih
efisien, selain itu juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mendalam dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
- Media memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media
pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa. Kapanpun dan dimanapun
tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
- Media dapat menumbuhkan
setiap siswa terhadap materi dan proses belajar. Dengan media, proses
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendororng siswa
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber
ilmu pengetahuan, kebiasaan itu akan menanamkan sikap pada siswa untuk
senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
- Menambah peran guru
menjadi lebih positif dan produktif. Dengan memanfaatkan media secara
baik, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, ia
dapat berbagi peran dengan media sehingga akan mudah baginya dalam memberi
perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainnya seperti membantu kesulitan
belajar siswa, pembentukan dan memotivasi belajar siswa.
Menurut Kemp dan Dayton (1985) manfaat media
pembelajaran adalah:[13]
- Penyampaian pelajaran
menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian
melalui media, menerima pesan yang sama.
- Pengajaran bisa lebih
menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat
siswa terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya
tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir
yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memilki aspek motivasi dan
meningkatkan minat.
- Pembelajaran menjadi
lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
penguatan.
- Lama waktu pengajaran
yang diperlukan dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi
pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap
oleh siswa.
- Kualitas hasil belajar
dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media
pengajaran dapat mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara
yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
- Pengajaran dapat
diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
- Sikap positif siswa
terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
- Peran guru dapat
berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat kurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam
proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.
[1] Cecep
Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2001), h.104-105.
[2] Amirudin Rosyad,dan Darhim.. Media Pengajaran ( Jakarta: 1996 Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam) h.108
[4] http://blog.tp.ac.id/domain-pemanfaatan-dalam-penelitian-teknologi-pendidikan diakses pada tanggal 18 Nopember 2013 pukul
21.30
[5]
Arief S Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1993) h.16
[7]
http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/ diakses
pada tanggal 18 Nopember 2013 pukul 21.30
[12] Depdiknas, Media pembelajaran (Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Tenaga Kependidikan 2003),h.15-17
========================================================================================
BAB III
Sehubungan dengan tugas mata kuliah Media Pembelajaran dalam Pendidikan
Dasar, saya akan menguraikan analisis yang sudah saya lakukan tentang Media
Pembelajaran. Media pembelajaran itu sendiri adalah alat untuk menyalurkan
pesan atau informasi guna tersampainya suatu proses pembelajaran sehingga dapat
merangsang perhatian siswa sedemikian rupa. Dilihat dari segi perkembangan saat
ini, media pembelajaran dengan teknologi mutakhir lebih dipandang mudah karena
dianggap lebih rinci dan mengena kesegala aspek. Salah satunya yaitu adanya
internet yang telah menjamur keseluruh daerah. Tidak saja mengenal rinci
tentang berbagai informasi, tetapi juga mempermudah berbagai kalangan mendapat
informasi yang dibutuhkan secara efisien. Teknologi internet adalah teknologi
yang perkembangannya paling cepat di dunia. Berbagai aspek kehidupan ada di dalamnya.
Maka tidak heran banyak yang menggunakan jaringan internet dalam proses
fasilitas dan aktifitas untuk mendukung pembelajaran. Sebagai media untuk
mempermudah proses belajar mengajar di sekolah, diharapkan jaringan internet
harus mampu memberikan dukungan demi berlangsungnya pembelajaran. Dalam
melaksanakan tugasnya, guru diharapkan pula dapat menggunakan alat atau bahan
pendukung dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih. Karena itu, guru
harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media internet iini. Kesulitan
dalam penyampaian informasi para pendidik juga bisa lebih terminimalisir dengan
adanya teknologi internet. Penerapan mata pelajarannya pun dengan modus
penyampaian yang bervariasi sehingga dalam proses belajar mengajar tidak selalu
monoton, karena tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kejenuhan peserta
didik dalam proses menerima informasi. Namun, pendidik juga harus pintar dan
jeli dalam penggunaan dan pemilihan bahan, jangan sampai bahan yang dipilihnya
tidak cukup terkuasai sehingga peserta didik tidak merasakan kepuasan
tersendiri karenanya. Atau bisa juga karena adanya ketidak cocokkan antara
bahan ajar dan penyampaiannya, peserta didik menjadi jenuh dan tidak menyukai
pelajaran yang kita sampaikan. Disinalah pentingnya peran pendidik. Dalam
posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa – apa
saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh
guru. Dengan hadirnya media internet, bisa dikatakan guru bukanlah satu –
satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan bisa juga internet
dijadikan sumber belajar, karena cakupannya yang lebih luas.
Berbicara tentang internet, di satu
sisi sangat banyak keuntungan di dalamnya, namun disisi lain sangat di
sayangkan banyak pihak yang sengaja menyalahgunakan media pembelajaran ini.
Segala informasi sudah diterapkan dan merambah cepat, sangat sulit mencegah
berbagai situs - situs tak bermoral untuk tidak dilihat oleh siswa siswi.
Generasi muda saat ini lebih suka menonton youtube atau bermain facebook,
daripada menonton wayang atau mengaji sehabis magrib. Melihat keadaan seperti
ini seolah – olah manfaat media pembelajaran hilang berganti menjadi racun bagi
anak bangsa. Tindak lanjut seharusnya menjadi perhatian bagi para pendidik,
namun pengaruh lingkungan cukup kuat untuk mencuci otak mereka. Saya sempat
tersenyum, bahagia menatap anak – anak bermain layang – layang, kelereng dll.
Namun sempat miris juga melihat anak – anak bermain game di hp, laptop bahkan
ruang – ruang rental PlayStation, entah itu hanya pandangan satu sisi yang saya
lihat. Penurunan semangat untuk kembali kebudaya lokal sangat drastis. Terlebih
lagi penggunaan game online yang marak dikerjakan anak lelaki, mulai dari yang
masih kecil hingga yang dewasa pun bisa lebih lama menghadapi komputer
dibandingkan buku pelajaran. Hal tersebut sangatlah berdampak negatif baik bagi
fisik maupun mental. Seperti lupa makan, sampai kurangnya bersosialisasi karena
menganggap bermain game itu sudah satu paket untuk mengisis kekosongan waktunya
tanpa ada teman – teman. Internet sangatlah membawa candu yang sangat sulit
dihilangkan. Cara untuk meminimalisirkannya adalah memperbanyak kegiatan, baik
formal ataupun non formal. Alangkah lebih baiknya peran orang tua lebih bisa
ditonjolkan. Mengapa demikian? Karena orang yang pertama sangat dekat dengan
anak adalah orang tuanya sendiri yang mampu membimbing anak untuk menemukan
jati dirinya. Sehingga kecerdasan anak bisa lebih terarahkan dan tidak
melampaui batasan untuk bermain. Bisa
juga bukti kasih sayang orang tua dengan tidak memberikan kebebasan untuk
membelikan alat – alat elektronik yang canggih ini, kalaupun iya sebaiknya ada
batasan yang sesuai usia sang anak. Dan melatih kedisiplinan sang anak, agar
seimbang antara berinteraksi sosial dan bermain teknologi canggih ini.
Dewasa ini, kita dituntut mampu mendidik anak baik dalam sekolah maupun
buah hati kita sendiri. Semakin canggih teknologi, alangkah baiknya kita pun
canggih dalam memberikan inovasi dalam pendidikan. Untuk itu kita harus bijak
dalam menggunakan internet. Internet sendiri hanyalah alat yang dapat kita
gunakan. Jika kita tidak dapat mengontrolnya tidak menutup kemungkinan akan
salah menempatkan antara untung dan rugi, umumnya untuk anak didik kita,
khususnya untuk diri kita sendiri. Agar tercapainya suatu tujuan sehingga anak
didik sebagai pemerhati mendapatkan informasi yang sesuai.
============================================================
Untuk File lengkap dalam bentuk Words dapat di download di bawah ini:
- BAB I Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
- BAB II Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
- BAB III Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
Demikoan dan terimakasih atas kunjungannya.
Berbagi Itu Indah
0 komentar:
Posting Komentar