Sabtu, 30 Desember 2017

MAKALAH PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar



Asalamu'alaikum wr.wb.
Selamat berjumpa kembali dengan MI Nurul Huda Bandung, kali ini akan kami bagikan seputar Makalah Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar, semoga  postingan ini bermanfaat dan dapat membantu bagi rekan-rekan yang membutuhkan referensi dalam menyusun Makalah.

Selanjutnya silahkan simak Pembahasan Makalah Pembuatan Mediapembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar berikut:


BAB I
         Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dibab terdahulu telah diuraikan bahwa program media  di buat dengan rancangan yang sistematis melalui berbagai langkah  pengembangan yang melibatkan berbagai tenaga trampil dan ahli serta menggunakan berbagai jenis peralatan. Dengan cara demikian, diharapkan program yang dihasilkan dapat merupakan program media yang efektif. Namun demikian, betapa baikanya sebuah program media, bila progma itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentulah tidak akan banyak gunanya. Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri. Pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik- baiknya. Lebih –lebih bila media itu merupakan media pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.[1] 
1.      Apa Unsur-unsur dalam Pembuatan Media pembelajaran?
2.      Bagaimana langkah-langkah Pembuatan Media pembelajaran?
3.      Apa Manfaat Media Pembelajaran?


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui Unsur-unsur dalam Pembuatan Media pembelajaran.
2.      Mengetahui langkah-langkah Pembuatan Media pembelajaran.
3.      Mengetahui Manfaat Media Pembelajaran.




[1] http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2013

========================================================================
BAB II
PEMBAHASAN      

Dalam pembuatan sebuah media untuk pembelajaran, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah unsur-unsur atau elemen-elemen yang terkandung dalam media tersebut. Penataan elemen yang baik dapat mempermudah penyampaian pesan atau informasi yang ingin disampaikan. Berikut ini adalah unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran sederhana:
1.      Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan.
2.      Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemem-elemen visual. Elemem-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta informasi yang dikandungnya.
3.      Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang penekanan dapat diberikan pada unsur yang terpenting.
4.      Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal dengan menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun yang cendrung tampak statis, sedangkan keseimbangan informal tidak seluruh simetris yang memberi kesan dinamis dan menarik perhatian.

5.      Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian oleh karena itu pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.
6.      Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7.      Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur, seperti warna. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8.      Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan warna yaitu:
Pemilihan warna khusus (merah, biru, dan sebagainya).
Nilai warna yaitu tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut.
Intensitas atau kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan.[1]


       Agar media pendidikan yang dibuat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan maka sangat diperlukan enam langkah-langkah pengembangan program media. Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan media pembelajaran, dengan berbagai spesifikasinya masing-masing. Diantaranya menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah pengembangan program media sebagai berikut:[2]

1.    Menganalisis keperluan dan karakteristik siswa.
Program dibuat sebelumnya harus meneliti secara seksama pengetahuan awal maupun pengetahuan prasarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi sasaran program yang dibuat. Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes. Bila tes tidak dapat dilakukan karena factor-faktor pengetahuan siswa, maka pembuat program harus dapat membuat asumsi-asumsi mengenai kemampuan dan ketrampilan siswa.

2.    Merumuskan tujuan Instruksional dan operasional
Pembuatan tujuan dapat memberi arah kepada tindakan yang dilakukan, termasuk penyesuaian penggunaan media yang digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan model dan macam media yang digunakan.

3.    Merumuskan butir-butir materi secara rinci
Setelah tujuan intruksional jelas, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan. Untuk mengembangkannya tujuan yang telah dirumuskan dianalisis lebih lanjut. Demikian pula cara pengembangan bahan yang harus dipelajari siswa. Setelah daftar pokok pelajaran diperoleh, selanjutnya mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, dari yang sederhana sampai kepada hal yang rumit, dari yang kongkrit kepada yang abstrak.

4.    Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang secara seksama sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Sebaiknya dalam tes tersebut harus tercakup semua kemampuan dan ketrampilan yang dimuat dalam tujuan intruksional yang dibuat.

5.    Menulis naskah media/Menyusun media yang digunakan
Setelah penyusunan tujuan pembelajaran dilaksanakan penyusunan media yang digunakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tersebut. Penyusunan dan pembuatan media pembelajaran dengaan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang tersusun secara sistematis ini harus sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat pemahaman serta ketrampilan siswa. Sehingga fungsi media benar-benar dapat menjadi alat untuk mempernudah dalam pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan bukan sebaliknya justru menjadi mempersulit tingkat pemahaman siswa.

6.    Mengadakan test dan revisi
Setelah media pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji coba langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi, manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan media yang digunakan serta problematika yang dihadapi .[3]
      Manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu
1.        Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan,
2.        Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi,
3.        Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain,
4.        Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. Rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan
5.        Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,
6.        Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).[4]
Sedangkan menurut Sadiman, dkk., media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:[5]
1.        Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model,
2.        Obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar,
3.        Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography,
4.        Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun vcd,
5.        Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
6.        Konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.[6]

 Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu :[7]
1.      Pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas,
2.      Pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi:
(a) Pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dari pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan;
(b) Pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
3.      Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi:
a.    Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan
b.    Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),
c.    Media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :[8]
1.      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
2.      Isi materi pelajaran
3.      Strategi belajar mengajar yang digunakan,
4.      Karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.
5.      Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Selain fungsi di atas, Livie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut dapat  dijelaskan sebagai berikut:[9]
  1.  Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
  2. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar  ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
  3.  Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
  4. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
  5. Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
  1. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
  2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
  3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lesan pengajar, pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
  4. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Selain itu manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar adalah sebagai berikut:
  1. Manfaat media pembelajaran bagi pengajar yaitu:
a.    Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan
b.    Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.
c.    Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.
d.   Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.
e.    Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f.     Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan
g.    Meningkatkan kualitas pelajaran.
2.      Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar adalah :
a.    Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.
b.    Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar
c.    Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar.
d.   Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar.
e.    Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis.
f.     Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan
g.    Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.[10]
Menurut Encylopedia of educational research menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah:[11]
1.    Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisme”.
2.    Memperbesar perhatian para siswa.
3.    Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.    Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5.    Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup.
6.    Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.    Memberikan pengalaman-penglaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Kemp dan Dayton mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:[12]
  1. Penyampaian materi dapat diseragamkan Setiap guru mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna baik secara alami maupun manipulasi.
  3. Proses pembelajaran lebih interaktif. Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakaukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran.
  4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Guru sering menghasilkan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.
  5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media membuat proses pembelajaran lebih efisien, selain itu juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
  6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa. Kapanpun dan dimanapun tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
  7. Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendororng siswa  mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan, kebiasaan itu akan menanamkan sikap pada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
  8. Menambah peran guru menjadi lebih positif dan produktif. Dengan memanfaatkan media secara baik, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, ia dapat berbagi peran dengan media sehingga akan mudah baginya dalam memberi perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainnya seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan dan memotivasi belajar siswa.
Menurut Kemp dan Dayton (1985) manfaat media pembelajaran adalah:[13]
  1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama.
  2. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan  keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memilki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
  3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
  4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
  5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
  6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
  7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
  8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat kurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.




[1] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2001), h.104-105.
[2] Amirudin Rosyad,dan Darhim.. Media Pengajaran ( Jakarta: 1996 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam) h.108
[5] Arief S Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1993) h.16
[7] http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2013 pukul 21.30
[8] Ibid... http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran
[9] Hujair Sanaky. Media Pembelajaran (Yogyakarta: Safiria Insania Press 2009) h.7

[10] Ibid ...h.5
[11] Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti ,1989 )h.15

[12] Depdiknas, Media pembelajaran (Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan 2003),h.15-17

[13] Azhar.Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002) ,h.22-25.

========================================================================================

BAB III
Sehubungan dengan tugas mata kuliah Media Pembelajaran dalam Pendidikan Dasar, saya akan menguraikan analisis yang sudah saya lakukan tentang Media Pembelajaran. Media pembelajaran itu sendiri adalah alat untuk menyalurkan pesan atau informasi guna tersampainya suatu proses pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian siswa sedemikian rupa. Dilihat dari segi perkembangan saat ini, media pembelajaran dengan teknologi mutakhir lebih dipandang mudah karena dianggap lebih rinci dan mengena kesegala aspek. Salah satunya yaitu adanya internet yang telah menjamur keseluruh daerah. Tidak saja mengenal rinci tentang berbagai informasi, tetapi juga mempermudah berbagai kalangan mendapat informasi yang dibutuhkan secara efisien. Teknologi internet adalah teknologi yang perkembangannya paling cepat di dunia. Berbagai aspek kehidupan ada di dalamnya. Maka tidak heran banyak yang menggunakan jaringan internet dalam proses fasilitas dan aktifitas untuk mendukung pembelajaran. Sebagai media untuk mempermudah proses belajar mengajar di sekolah, diharapkan jaringan internet harus mampu memberikan dukungan demi berlangsungnya pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan pula dapat menggunakan alat atau bahan pendukung dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih. Karena itu, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media internet iini. Kesulitan dalam penyampaian informasi para pendidik juga bisa lebih terminimalisir dengan adanya teknologi internet. Penerapan mata pelajarannya pun dengan modus penyampaian yang bervariasi sehingga dalam proses belajar mengajar tidak selalu monoton, karena tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kejenuhan peserta didik dalam proses menerima informasi. Namun, pendidik juga harus pintar dan jeli dalam penggunaan dan pemilihan bahan, jangan sampai bahan yang dipilihnya tidak cukup terkuasai sehingga peserta didik tidak merasakan kepuasan tersendiri karenanya. Atau bisa juga karena adanya ketidak cocokkan antara bahan ajar dan penyampaiannya, peserta didik menjadi jenuh dan tidak menyukai pelajaran yang kita sampaikan. Disinalah pentingnya peran pendidik. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa – apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru. Dengan hadirnya media internet, bisa dikatakan guru bukanlah satu – satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan bisa juga internet dijadikan sumber belajar, karena cakupannya yang lebih luas.
 Berbicara tentang internet, di satu sisi sangat banyak keuntungan di dalamnya, namun disisi lain sangat di sayangkan banyak pihak yang sengaja menyalahgunakan media pembelajaran ini. Segala informasi sudah diterapkan dan merambah cepat, sangat sulit mencegah berbagai situs - situs tak bermoral untuk tidak dilihat oleh siswa siswi. Generasi muda saat ini lebih suka menonton youtube atau bermain facebook, daripada menonton wayang atau mengaji sehabis magrib. Melihat keadaan seperti ini seolah – olah manfaat media pembelajaran hilang berganti menjadi racun bagi anak bangsa. Tindak lanjut seharusnya menjadi perhatian bagi para pendidik, namun pengaruh lingkungan cukup kuat untuk mencuci otak mereka. Saya sempat tersenyum, bahagia menatap anak – anak bermain layang – layang, kelereng dll. Namun sempat miris juga melihat anak – anak bermain game di hp, laptop bahkan ruang – ruang rental PlayStation, entah itu hanya pandangan satu sisi yang saya lihat. Penurunan semangat untuk kembali kebudaya lokal sangat drastis. Terlebih lagi penggunaan game online yang marak dikerjakan anak lelaki, mulai dari yang masih kecil hingga yang dewasa pun bisa lebih lama menghadapi komputer dibandingkan buku pelajaran. Hal tersebut sangatlah berdampak negatif baik bagi fisik maupun mental. Seperti lupa makan, sampai kurangnya bersosialisasi karena menganggap bermain game itu sudah satu paket untuk mengisis kekosongan waktunya tanpa ada teman – teman. Internet sangatlah membawa candu yang sangat sulit dihilangkan. Cara untuk meminimalisirkannya adalah memperbanyak kegiatan, baik formal ataupun non formal. Alangkah lebih baiknya peran orang tua lebih bisa ditonjolkan. Mengapa demikian? Karena orang yang pertama sangat dekat dengan anak adalah orang tuanya sendiri yang mampu membimbing anak untuk menemukan jati dirinya. Sehingga kecerdasan anak bisa lebih terarahkan dan tidak melampaui batasan untuk bermain.  Bisa juga bukti kasih sayang orang tua dengan tidak memberikan kebebasan untuk membelikan alat – alat elektronik yang canggih ini, kalaupun iya sebaiknya ada batasan yang sesuai usia sang anak. Dan melatih kedisiplinan sang anak, agar seimbang antara berinteraksi sosial dan bermain teknologi canggih ini.
Dewasa ini, kita dituntut mampu mendidik anak baik dalam sekolah maupun buah hati kita sendiri. Semakin canggih teknologi, alangkah baiknya kita pun canggih dalam memberikan inovasi dalam pendidikan. Untuk itu kita harus bijak dalam menggunakan internet. Internet sendiri hanyalah alat yang dapat kita gunakan. Jika kita tidak dapat mengontrolnya tidak menutup kemungkinan akan salah menempatkan antara untung dan rugi, umumnya untuk anak didik kita, khususnya untuk diri kita sendiri. Agar tercapainya suatu tujuan sehingga anak didik sebagai pemerhati mendapatkan informasi yang sesuai.

============================================================
Untuk File lengkap dalam bentuk Words dapat di download di bawah ini:

  1. BAB I Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
  2. BAB II Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
  3. BAB III Pembuatan Media pembelajaran dan Pemanfaatannya dalam Pendidikan Dasar
Demikoan dan terimakasih atas kunjungannya.

Berbagi Itu Indah

0 komentar:

Posting Komentar