Kamis, 21 September 2017

KONSEP FILOSIFIS KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP FILOSIFIS KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM 


Konsep Filosofis Komponen Pendidikan Islam

A.      Pendahuluan
Problematika Pendidikan Islam sebagaimana halnya pendidikan lainnya merupakan persoalan besar yang senantiasa berada dalam proses dan tidak akan pernah mencapai titik akhir. Oleh karena itu debat akademik mengenai pendidikan Islam tidak akan pernah selesai dan tidak mungkin dielakkan.[1]
Filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia Muslim dan Umat Islam. Di samping itu filsafat pendidikan Islam, juga merupakan studi tentang penggunaan dan penerangan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam,dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.[2]
Suatu aktivitas dapat disebut pendidikan apabila di dalamnya terdapat komponen-komponen pokok pendidikan Islam. Secara filosofis komponen pokok pendidikan Islam di bagi menjadi lima yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini merupakan sebuah sistem yaitu satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.[3]
Dalam makalah ini fokus masalah yang dibahas adalah Komponen Pendidikan Islam yang meliputi:
1.        Tujuan Pendidikan Islam.
2.        Pendidik dan Peserta Didik.
3.        Kurikulum Pendidikan.
4.        Metode Pendidikan.
5.        Konteks Pendidikan.
B.       Pembahasan
1.      Tujuan Pendidikan Islam.
Membicarakan tujuan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang tujuan hidup manusia. Manusia merupakan makhluk yang senantiasa mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah objek (sasaran,maksud) yang mau dicapai oleh seorang pelaku. Tujuan adalah keadaan aktualisasi terakhir dari suatu bentuk, esensi, atau proses yang mencapai ketuntasannya dan tidak memerlukan perkembangan lebih lanjut.[4]
Pendidikan Islam adalah usaha untuk membentuk manusia yang perilakunya didasari dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah, yaitu manusia yang dapat merealisasikan idealitas Islami yang menghambakan sepenuhnya kepada Allah.[5]
Tujuan pendidikan harus memiliki tiga kriteria yaitu:
a.       Tujuan harus dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik daripada kondisi yang sudah ada.
b.      Tujuan itu harus fleksibel, yang dapat disesuaikan dengan keadaan.
c.       Tujuan itu harus mewakili kebebasan aktivitas.[6]
Tujuan pendidikan Islam dibagi menjadi dua yaitu tujuan antara (tujuan khusus) dan tujuan akhir (tujuan umum). Tujuan antara dalam pendidikan Islam dibagi dalam tiga jenis yaitu:
a.       Tujuan individual yaitu tujuan yang berkaitan dengan kepribadian individu dan pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya. Tujuan ini menyangkut perubahan-perubahan yang diinginkan pada tingkah laku mereka, aktivitas dan pencapaiannya, pertumbuhan kepribadian dan persiapan mereka di dalam menjalani kehidupannya di dunia dan akhirat.
b.      Tujuan sosial yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial anak didik secara keseluruhan. Tujuan ini menyangkut perubahan-perubahan yang dikehendaki bagi pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan mereka di dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
c.         Tujuan Profesional yaitu tujuan yang berkaitan dengan pendidikan sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas yang ada di dalam masyarakat.[7]
Sedangkan tujuan akhir (tujuan umum) pendidikan Islam adalah penyerahan secara mutlak kepada Allah. Tujuan akhir pendidikan Islam seyogyanya mengandung nilai-nilai Islami, yang dapat diwujudkan baik dalam bentuk normatif(berdasarkan norma-norma yang hendak diinternalisasikan),fungsional(mendayagunakan aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik), maupun operasional(dapat dilaksanakan).[8]
2.      Pendidik dan Peserta Didik.
Pendidik merupakan pembentuk kepribadian kedua setelah orang tuanya di dalam keluarga peserta didik,karena itu pendidik beserta segala perilaku dan gerak-geriknya memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kehidupan dan kepribadian anak didik dilingkungan pendidikan dimana di dalamnya peserta didik mendapat pendidikan.[9]
Pendidik selain bertugas melakukan transfer of knowledge juga sebagai seorang motivator dan fasilitator bagi proses belajar peserta didiknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu pendidik memiliki tiga fungsi yaitu:
a.       Fungsi intruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran.
b.      Fungsi edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.
c.       Fungsi manajerial yang bertugas memimpin dan mengelola proses pendidikan.[10]



[1] Mastuhu,Pendidikan Islam Indonesia,dalam Perspektif Sosiologi(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah,1992), 1
[2]Haris  Hermawan,Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta:Dirjen Pendis Kemenag RI,2012), 29
[3] Muhaimin dan Abdullah, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya,( Bandung:Trigenda Karya,1993), 166
[4] Haris Hermawan, Filsafat …, 124
[5] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bina Aksara,1987), 119
[6] Toto Suharto, Filsafat  Pendidikan Islam,(Jogyakarta:Ar-Ruzz Media,2011), 109
[7] Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang,1979), 399
[8] M. Arifin, Filsafat…, 126
[9] Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran,(Jakarta:Hidakarya Agung,1978), 11
[10] Muhaimin dan Abdullah, Pemikiran…, 169-170

===============================================================
Untuk File lengkap dalam form Word silahkan klik link download di bawah ini.

DISINI

Berbagi itu Indah

0 komentar:

Posting Komentar