KONSEP FILOSIFIS KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM
Konsep Filosofis Komponen Pendidikan Islam
A. Pendahuluan
Problematika Pendidikan Islam sebagaimana
halnya pendidikan lainnya merupakan persoalan besar yang senantiasa berada
dalam proses dan tidak akan pernah mencapai titik akhir. Oleh karena itu debat
akademik mengenai pendidikan Islam tidak akan pernah selesai dan tidak mungkin
dielakkan.[1]
Filsafat pendidikan
Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan
aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia Muslim dan Umat
Islam. Di samping itu filsafat pendidikan Islam, juga merupakan studi tentang penggunaan
dan penerangan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika
pendidikan umat Islam,dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas
terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.[2]
Suatu aktivitas
dapat disebut pendidikan apabila di dalamnya terdapat komponen-komponen pokok
pendidikan Islam. Secara filosofis komponen pokok pendidikan Islam di bagi
menjadi lima yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum
pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini
merupakan sebuah sistem yaitu satu kesatuan pendidikan yang masing-masing
berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya sehingga terbentuk satu
kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.[3]
Dalam makalah
ini fokus masalah yang dibahas adalah Komponen Pendidikan Islam yang meliputi:
1.
Tujuan
Pendidikan Islam.
2.
Pendidik
dan Peserta Didik.
3.
Kurikulum
Pendidikan.
4.
Metode
Pendidikan.
5.
Konteks
Pendidikan.
B. Pembahasan
1.
Tujuan
Pendidikan Islam.
Membicarakan tujuan pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari pembicaraan tentang tujuan hidup manusia. Manusia merupakan
makhluk yang senantiasa mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah
objek (sasaran,maksud) yang mau dicapai oleh seorang pelaku. Tujuan adalah keadaan
aktualisasi terakhir dari suatu bentuk, esensi, atau proses yang mencapai ketuntasannya
dan tidak memerlukan perkembangan lebih lanjut.[4]
Pendidikan Islam adalah usaha untuk membentuk
manusia yang perilakunya didasari dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah,
yaitu manusia yang dapat merealisasikan idealitas Islami yang menghambakan
sepenuhnya kepada Allah.[5]
Tujuan pendidikan harus memiliki tiga
kriteria yaitu:
a.
Tujuan
harus dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik daripada kondisi yang
sudah ada.
b.
Tujuan
itu harus fleksibel, yang dapat disesuaikan dengan keadaan.
Tujuan pendidikan Islam dibagi menjadi dua
yaitu tujuan antara (tujuan khusus) dan tujuan akhir (tujuan umum). Tujuan
antara dalam pendidikan Islam dibagi dalam tiga jenis yaitu:
a.
Tujuan
individual yaitu tujuan yang berkaitan dengan kepribadian individu dan
pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya. Tujuan ini menyangkut
perubahan-perubahan yang diinginkan pada tingkah laku mereka, aktivitas dan
pencapaiannya, pertumbuhan kepribadian dan persiapan mereka di dalam menjalani
kehidupannya di dunia dan akhirat.
b.
Tujuan
sosial yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial anak didik secara
keseluruhan. Tujuan ini menyangkut perubahan-perubahan yang dikehendaki bagi
pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan mereka di dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat.
c.
Tujuan
Profesional yaitu tujuan yang berkaitan dengan pendidikan sebagai ilmu, sebagai
seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas
yang ada di dalam masyarakat.[7]
Sedangkan tujuan akhir (tujuan
umum) pendidikan Islam adalah penyerahan secara mutlak kepada Allah. Tujuan
akhir pendidikan Islam seyogyanya mengandung nilai-nilai Islami, yang dapat
diwujudkan baik dalam bentuk normatif(berdasarkan norma-norma yang hendak
diinternalisasikan),fungsional(mendayagunakan aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik),
maupun operasional(dapat dilaksanakan).[8]
2.
Pendidik
dan Peserta Didik.
Pendidik merupakan pembentuk kepribadian
kedua setelah orang tuanya di dalam keluarga peserta didik,karena itu pendidik
beserta segala perilaku dan gerak-geriknya memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap kehidupan dan kepribadian anak didik dilingkungan pendidikan dimana di
dalamnya peserta didik mendapat pendidikan.[9]
Pendidik selain bertugas melakukan transfer
of knowledge juga sebagai seorang motivator dan fasilitator bagi proses
belajar peserta didiknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu pendidik memiliki
tiga fungsi yaitu:
a.
Fungsi
intruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran.
b.
Fungsi
edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan
pendidikan.
[1]
Mastuhu,Pendidikan Islam Indonesia,dalam Perspektif Sosiologi(Jakarta:UIN
Syarif Hidayatullah,1992), 1
[2]Haris Hermawan,Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta:Dirjen
Pendis Kemenag RI,2012), 29
[3]
Muhaimin dan Abdullah, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalnya,( Bandung:Trigenda Karya,1993), 166
[4] Haris
Hermawan, Filsafat …, 124
[5] M.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bina Aksara,1987), 119
[6] Toto
Suharto, Filsafat Pendidikan Islam,(Jogyakarta:Ar-Ruzz
Media,2011), 109
[7] Hasan
Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang,1979), 399
[8] M.
Arifin, Filsafat…, 126
[9]
Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran,(Jakarta:Hidakarya
Agung,1978), 11
0 komentar:
Posting Komentar