Jumat, 10 November 2017

MAKALAH KETRAMPILAN PROSES IPA DI MI

MAKALAH KETRAMPILAN PROSES IPA DI MI

BAB I
PENDAHULUAN
                  A.    Latar Belakang.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Oleh karena itu peserta didik perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan  proses itu meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh alat indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuannya, menggali dan memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Namun kenyataan di lapangan berbicara lain, guru sering kali melaksakan pembelajaran IPA yang hanya sekedar teori. Mereka beralasan kurang memahami mengenai ketrampilan ini serta asumsi mereka bahwa penilaian pembelajaran tidak mencakup ketrampilan ini.
Idealnya, dalam kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan pada learning (belajar) daripada teaching (mengajar). Kondisi ini menempatkan guru sebagai fasilitator maupun pembimbing sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan mengutamakan peserta didik yang lebih aktif. Semua peserta didik diajak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Aktif dalam arti tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan guru atau buku, tetapi lebih dari itu misalnya melakukan pengamatan terhadap objek, melakukan percobaan, maupun eksplorasi.    
B. Fokus Pembahasan.
1.      Pengertian Ketrampilan Proses.
2.      Jenis-jenis Ketrampilan Proses.
3.      Penjabaran Ketrampilan Proses IPA


BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Pengertian Ketrampilan Proses.
Para ahli pendidikan sains memandang sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Secara garis besar sains dapat didefenisikan atas tiga komponen, yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) produk ilmiah. Jadi proses atau keterampilan proses atau metode ilmiah merupakan bagian studi sains, termasuk materi bidang studi yang harus dipelajari siswa. Mengajarkan bidang studi sains (IPA) berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja belum lengkap, karena baru mengajarkan salah satu komponennya.[1]
Komponen sikap ilmiah yang perlu ditumbuhkan antara lain adalah tanggung jawab, keinginan hendak tahu, jujur, terbuka, obyektif, kreatif, toleransi, kecermatan bekerja, percaya diri sendiri, konsep diri positif, mengenal hubungan antara masyarakat dan sains, perhatian terhadap sesama mahluk hidup, menyadari bahwa kemajuan ilmiah diperoleh dari sudut usaha bersama, dan menginterpretasikan gejala alam dari sudut prinsip-prinsip ilmiah.
Dengan kata lain pendidikan sains juga bertujuan mengembangkan kepribadian siswa. Proses dapat didefenisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Proses atau metode ilmiah itu merupakan konsep besar yang dapat dirinci menjadi sejumlah komponen yang harus dikuasai apabila orang itu hendak melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidangnya. Sainstis mengembangkan teori antara melalui keterampilan proses.  
Keterampilan-keterampilan Proses Sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inquiri ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam penyelidikan ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses sains dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains.

B.  Jenis-Jenis Ketrampilan Proses IPA Di Madrasah Ibtidaiyah.
 Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Standar Isi antara lain: [2]
1. Mengamati
2. Mengklasifikasi
3. Mengukur
4. Mengkomunikasikan
5. Menginferensi
6. Memprediksi
7. Melakukan eksperimen
Untuk lebih jelasnya penjelasan dari masing-masing ketrampilan  proses adalah sebagai berikut.
1.  Ketrampilan mengobservasi (mengamati)
Keterampilan mengamati merupakan suatu keterampilan menggunakan semua panca indera untuk memperoleh data atau informasi. Dengan keterampilan mengamati ini diharapkan siswa dapat menggunakan panca inderanya dengan benar dan aman untuk memperoleh data sesuai dengan pengamatan. Dalam proses pengamatan siswa dihimbau untuk memperoleh data secermat mungkin dan diberi motivasi akan pentingnya kecermatan dari data yang diperoleh. Pengamatan terhadap objek yang diamati ditekankan pada aspek ciri-ciri, sifat dan karakteristik dari obyek yang diamati. Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses IPA yang paling dasar karena kebenaran ilmu yang didapat dari penyelidikan bergantung pada kebenaran dan kecermatan hasil observasi yang terorganisasi. Kebenaran dan kecermatan observasi yang terorganisasi merupakan dasar dari penyelidikan yang terarah.
Contoh :
Sekelompok siswa diminta mengamati beberapa tepung yang berbeda warna, rasa, warna, ukuran serbuk, dan baunya.
Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang tersedia di piring.
Tepung
Warna
Rasa
Warna
Bau
A
B
C
D
2.  Keterampilan mengklasifikasi.
Keterampilan mengklasifikasi merupakan ketrampilan untuk menggolongkan obyek pengamatan atas dasar perbedaan dan persamaan sifat yang dimiliki. Suatu hasil observasi yang cermat dan benar akan sangat membantu proses klasifikasi, karena di dalamnya terkandung unsur-unsur perbedaan dan persamaan.
Klasifikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan pengamatan. Bentuk yang paling sederhana adalah menggolongkan atau mengelompokkan atas dasar kriteria tertentu. Kriteria itu dapat berupa warna, bentuk, bahan, jenis kelamin dan sebagainya. Penggolongan dapat pula dilakukan atas dasar lebih dari satu kriteria.
Kriteria itu dapat berupa berat ringannya, tinggi rendahnya, besar kecilnya, tua mudanya dan sebagainya. Bentuk yang paling kompleks dari keterampilan klasifikasi adalah mengelompokkan dan sekaligus mengurutkan berdasarkan jenjangnya secara hirarkis (taksonomis). Biasanya data yang telah berhasil dikelompokkan secara hirarkis/taksonomis itu dapat memberi makna tertentu.
3.    Keterampilan mengukur
Kemampuan mengukur memerlukan kemampuan-kemampuan dasar yaitu :
a.  Kemampuan memilih alat ukur. Untuk memahami ini diperhatikan hal-hal berikut :
1)      Dengan alat ukur apakah bila kita mengukur panjang kaki ?
2)     Dengan alat ukur apakah bila kita mengukur lingkar pinggang?
3)      Samakah alat ukur yang digunakan ? Mengapa ?
b.  Kemampuan menggunakan alat ukur
1)      Termometer apa dan bagamana cara  mengukur suhu badan ?
2)      Termometer apa dan bagamana cara  mengukur suhu air ?
c.  Kemampuan cara menerapkan perhitungan terhadap alat ukur.
               Perhatikan timbangan kodok yang biasa dipakai oleh pedagang sayur eceran di pasar. Perhatikan pula timbangan dacin di gundang-gudang. Jika kita menggunakan anak timbangan 500 gram pada timbangan dacin berapa berat benda yang ditimbang ? sama atau berbedakah ? Mengapa ?
                 Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama anda dapat menggunakan alat ukur yang tidak baku (ditentukan) sendiri misalnya mengukur panjang dengan satiap depa, jengkal dan sebagainya. Pada tahap berikutnya menggunakan alat ukur baku.
4.   Ketrampilan Mengkomunikasikan.
Yang dimaksud keterampilan mengkomunikasikan disini adalah keterampilan untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu cara yang efektif adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk bekerja kelompok, diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya  kepada kelas. [3]
Teman sebaya merupakan mitra yang sangat efektif untuk mengembangkan keterangan komunikasi verbal karena selama proses berlangsung boleh dikatakan tidak ada hambatan psikologis. Keterampilan mengkomunikasikan tertulis dapat berbentuk tulisan, grafik, maupun gambar-gambar. Pengembangan ini memerlukan bantuan dan fasilitas dari pihak sekolah dan guru.
5. Ketrampilan Menginferensi.
Penginferensial adalah penggunaan seseorang apa yang diamati untuk menjelaskan sesuatu yang telah terjadi. Penginferensial berlangsung, melampaui suatu pengamatan untuk menafsirkan apa yang telah diamati. Sebagai contoh: Seorang melihat suatu petak rumput mati. Suatu inferensi yang mungkin diajukaan adalah bahwa cacing tanah tersebut yang menyebabkan rumput itu mati. Beberapa perilaku siswa adalah: (a) mengkaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu; (b) mengajukan penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan.

6.  Keterampilan memprediksi.
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan untuk dapat memperkirakan atau meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan kencenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh. Untuk memperjelas perbedaan antara interpretasi dan prediksi dapat diungkapakan sebagai berikut. Interpretasi mencoba memberi makna terhadap ”garis data” yang ada. Sedangkan prediksi mencoba memberi makna pada bagian luar dari garis data yang ada atau kejadian yang akan datang.
7.  Keterampilan melakukan percobaan.
Percobaan / eksperimen adalah suatu proses yang rumit yang terdiri dari banyak komponen. Contoh mengenai eksperimen / percobaan sederhana menyangkut komponen-komponen (1) melontarkan pertanyaan oleh guru, (2) dugaan sementara oleh siswa, (3) mengindentifikasi variabel bebas; (4) mengindentifikasi variabel terikat, (5) mengindentifikasi variabel terkontrol, (6) prosedur percobaan, (7) menyediakan alat dan bahan, (8) pengumpulan data, (9) pengujian hipotesis, dan (10) penyimpulan.
Contoh dalam membuktikan keberadaan udara.
 
Alat dan bahan :
·         Air
·         Gelas bening
·         Bejana atau wadah yang bening
Langkah Kerja
1.      Masukan air ke dalam bejana.
2.      Masukkan gelas ke dalam air dalam bejana. Gelas dimasukan dalam posisi tertelungkup dan tegak. Perhatikan isi gelas !
Jawablah pertanyaan berikut !
1.      Apakah bagian dalam gelas terisi air ? Apa yang ada dalam gelas ?
2.      Apa yang dapat kamu simpulkan mengenai sifat gas tersebut ?[4]

C.  Penjabaran Ketrampilan Proses IPA .
Penilaian proses dalam pembelajaran IPA tertuju pada keterampilan proses yang dilaksanakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebuah sumber membagi keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar (observasi, penggunaan ruang/waktu serta hubungannya, penggunaan angka, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, memprediksi dan menginterprestasi) dan ketrampilan proses terintegrasi (mengendalikan variabel, interprestasi data, memformulasi hipotesis, diskusi operasional, eksperimen). (Abruscata J, 1996 : 40 – 49). Pada sumber lain tidak memisahkan antara keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi.
Hendrodarmodjo dan Jenny R.E. Kaligis mengemukakan keterampilan proses dalam pendidikan IPA di SD. Penjabaran keterampilan proses IPA menjadi bentuk-bentuk tingkah laku yang dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan penilaian proses IPA. (Lihat pada tabel 1).[5]
Tabel 1.  Penjabaran Keterampilan Proses IPA.
No.
Ketrampilan Proses
Tingkah laku
1.
Ketrampilan Mengobservsi
-          Membedakan
-          Menghitung
-          Mengukur
2.
Ketrampilan Mengklasifikasi
-          Menggolongkan
-          Mengurutkan
-          Kombinasi menggolongkan dengan mengurutkan
3.
Keterampilan menginterpretasi
-          Intepretasi data dan grafik
-           Mencari pola hubungan
4.
Ketrampilan memprediksi
-           membuat ramalan atas dasar kecenderungan
5.
Keterampilan membuat hipotesis
-  Kemampuan berpikir deduktif
 - Penggunaan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA

6.
Keterampilan mengendalikan variable
-       Variabel bebas
-       Variabel terikat

7.
Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian
-       Penetapan  masalah
-       Membuat hipotesis
-       Menguji hipotesis

8.
Keterampilan menerapkan atau aplikasi
-  menggunakan konsep atau hasil penelitian dalam perikehidupan dalam masyarakat.
9.
Keterampilan mengkomunikasikan

-  Komunikasi tertulis (laporan tertulis, grafik dan tabel)
-   Komunikasi lisan

Sumber  (Hendrodarmodjo dan Jenny R.E. Kaligas, 1993 : 51)
 D.  BEBERAPA KEGIATAN UNTUK LATIHAN KETERAMPILAN PROSES IPA
Dalam  kegiatan IPA ini anda diminta untuk melakukan urutan sebagai berikut :
1.         Menulis hipotesa (dugaan jawaban sementara) disertai alasan.
2.         Melakukan percobaan atau observasi atau percobaan maupun observasi.
3.         Melakukan analisis data.
4.         Menarik kesimpulan.[6]
KEGIATAN 1
MEMBUAT RANGKAIAN LISTRIK SEARAH[7]
I.     Tujuan : Siswa dapat membuat rangkaian listrik searah.
II.    Alat dan Bahan
1.         Batu baterai              =  3 buah
2.         Bolam 2,5 volt         =  1 buah
3.         Kabel penghubung   =  1 buah
4.         Rumuskan hipotesis sebelum melakukan percobaan.
5.         Buat rangkaian seperti pada gambar 1.
III.  Langkah Kegiatan
Rangkaian Listrik
Hipotesis
Jelaskan mengapa
Menyala
Tidak










1.         Lakukan percobaan sesuai gambar 1. Mana yang menyala.
2.         Apakah hasil percobaan sesuai dengan hipotesi (dugaan sementara). Buatlah refleksi mengenai pembelajaran yang telah saudara lakukan selama ini berdasar dengan hasil percobaan.
3.         Isilah tabel 1 sesuai dengan kegiatan percobaan 1
Tabel 1. Daftar Isian Keterampilan Proses Percobaan 1
No.
Keterampilan Proses Yang dilakukan
Ya
Tidak
1.
Keterampilan mengobservasi


2.
Keterampilan mengklasifikasi


3.
Keterampilan menginterpretasi


4.
Keterampilan memprediksi


5.
Keterampilan membuat hipotesis


6.
Keterampilan mengendalikan variabel


7.
Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian


8.
Keterampilan menyimpulkan atau inferensi


9.
Keterampilan menerapkan atau aplikasi


10.
Keterampilan mengkomunikasikan







KEGIATAN 2
PEMBIASAN CAHAYA
I.    Tujuan : Siswa dapat mengamati pembiasan cahaya.
II.    Alat dan Bahan
  1. Mencari indeks bias gelas.
  2. Mengidentifikasi sifat-sifat pembiasan.
  3. Lempeng Kaca transparan (5x15x0,5 cm 3)              :  1 buah
  4. Kotak cahaya (senter bercelah sempit)                     :  1 buah
  5. Kertas HVS folio                                                     :  1 lembar
  6. Potongan HVS ukuran 10x 2 cm 2                                :  1 lembar
  7. Busur derajat                                                           :  1 buah 
III.   Langkah Kegiatan
1.         Buatlan garis mendatar di tengah kertas HVS sepanjang 10 cm, kemudian buatlah garis vertikal memotong garis mendatar di tengahnya (seperti pada gambar 2).
2.         Buatlah garis miring (sinar datang) menuju titik perpotongan O.
3.         Letakkan kaca transparan di bawah garis mendatar.
4.         Tombol kotak cahaya dipoisikan ”ON”, kemudian sinar diarahkan berimpit dengan sinar datang. (Usahakan kaca tidak bergerak-gerak)
5.         Letakkan HVS ukuran 10x 2 cmmenempel kaca bagian ujung yerjadinya sinar bias.
6.         Tanda dengan titik pada HVS folio tempat terjadinya sinar bias.
7.         Pindahkan kaca transparan  ke tempat lain.
8.         Buat garis menghubungkan antara O dengan titik pada langkah 6.
9.         Ukur sudut datang dan sudut bias.
10.     Bandingkan besar sudut datang dan sudut bias. Mana yang lebih besar ?
11.     Isilah tabel 2 sesuai dengan hasil percobaan 2.
Tabel 2. Daftar Isian Keterampilan Proses Percobaan 2.
No.
Keterampilan Proses Yang dilakukan
Ya
Tidak
1.
Keterampilan mengobservasi


2.
Keterampilan mengklasifikasi


3.
Keterampilan menginterpretasi


4.
Keterampilan memprediksi


5.
Keterampilan membuat hipotesis


6.
Keterampilan mengendalikan variabel


7.
Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian


8.
Keterampilan menyimpulkan atau inferensi


9.
Keterampilan menerapkan atau aplikasi


10.
Keterampilan mengkomunikasikan




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Secara garis besar sains dapat didefenisikan atas tiga komponen, yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) produk ilmiah. Jadi proses atau keterampilan proses atau metode ilmiah merupakan bagian studi sains, termasuk materi bidang studi yang harus dipelajari siswa. Mengajarkan bidang studi sains (IPA) berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja belum lengkap, karena baru mengajarkan salah satu komponennya.
Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Standar Isi yaitu: Mengamati, Mengklasifikasi, Mengukur, Mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, melakukan percobaan.
B.     Saran.
Pembelajaran IPA akan lebih bermakna dan melekat pada peserta didik ketika peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran. Kita sebagai pendidik harus mampu merancang sebuah pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada peserta didik secara langsung, sehingga apa yang kita sampaikan tersebut akan tetap melekat pada ingatan peserta didik.

================================================
File DISINI





DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Kurikulum : Standar Kompetensi Mata Pelajaran SAINS SD/MI. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2004, 125.
Hendro Darmodjo & Jenny RE Kaligis. Pendidikan IPA II. Jakarta, Depdikbud, 1992, 43.
Nasution Noehi, dkk, Pendidikan IPA di SD,Jakarta, Universitas Terbuka, 2007, vi.3
Mintohari, dalam http//ketrampilan proses ipa, html diakses tanggal 24 April 2014
Kartono’s blog dalam http//uns blog, ketrampilan proses sd, html, diakses tanggal 24 April 2014

S.Rositawaty , Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV SD/MI, Jakarta, Kompas Gramedia, 2007  




[1] Kartono’s blog dalam http//uns blog, ketrampilan proses sd, html, diakses tanggal 24 April 2014
[2] Depdiknas, Kurikulum : Standar Kompetensi Mata Pelajaran SAINS SD/MI. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2004, 125.

[3] Mintohari, dalam http//ketrampilan proses ipa, html diakses tanggal 24 April 2014
                [4] .S.Rositawaty , Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV SD/MI, ,Jakarta,Kompas Gramedia Building, 2008, 87
[5] Hendro Darmodjo & Jenny RE Kaligis. Pendidikan IPA II. Jakarta, Depdikbud, 1992, 43.

[6] Nasution Noehi, dkk, Pendidikan IPA di SD,Jakarta, Universitas Terbuka, 2007, vi.3

0 komentar:

Posting Komentar