MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Wisuda di MI Bandung Sukorejo Gandusari Trenggalek.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Upacara Bendera yang diadakan setiap hari Senin.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Belajar bersukur dengan kebersamaan.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Selamat bekerja anak anak laksanakan tugasmu sesuai fungsimu sebagai pelajar dan pembelajar, tak perlu risau tak perlu mencari kerjaan lain diluar tugas mu.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Semakin banyak belajar semakin banyak yang diingat dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang diingat, bukan semakin banyak belajar semakin banyak yang di lupakan dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang lupa, ngono yo ngono neng yo ojo ngono

FOTO KEGIATAN

FOTO KEGIATAN
documentasi

Mengenai Saya

Selasa, 17 Oktober 2017

JURNAL INTERNASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PADA ERA POSTMODERN

JURNAL INTERNASIONAL PENGEMBANGANKURIKULUM PADA ERA POSTMODERN

Telaah Kritis Buku Curriculum Development In The Postmodern Era


BAB I 
PENDAHULUAN


Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia, atau dengan bahasa lain pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaannya. Perkembangan pendidikan menyesuaikan dengan perkembangan jaman, dimulai dari periode premodern, periode modern, hingga sekarang ada sebagian orang yang berpendapat bahwa kita telah memasuki periode postmodern.

Periode premodern ditandai dengan kehidupan nomaden dan belum adanya struktur yang tetap terhadap segala sesuatu. Sedangkan periode modern menurut Alex Inkeles dan David. H Smith (1974) ditandai dengan ciri-ciri manusianya bersikap terbuka, siap menghadapi perubahan sosial, berpandangan luas, dorongan dan rasa ingin tahu yang begitu kuat, berorientasi pada masa sekarang, lebih percaya pada perencanaan, lebih percaya pada usaha manusia dari pada pada nasib atau takdir, menghargai keterampilan teknik sebagai dasar pemberi imbalan, berwawasan maju dalam pendidikan dan pekerjaan, menghargai kemuliaan orang lemah seperti anak-anak dan wanita, dan perlunya produktivitas. 
Periode posmodernisme menurut Bambang Sugiharto (2002: 52) ditandai dengan beberapa kecenderungan sebagai berikut: (1) Kecenderungan menganggap klaim tentang realitas (diri-subyek, sejarah, budaya, Tuhan, dan lainnya) sebagai konstruksi semiotis, artifisial, dan ideologis; (2) Skeptis terhadap segala bentuk keyakinan tentang “substansi” objektif (meski tidak selalu menentang konsep tentang universalitas); (3) Realitas dapat ditangkap dan dikelola dengan banyak cara, serta dengan banyak sistem (pluralitas); (4) Paham tentang “sistem” sendiri dengan konotasi otonom dan tertutupnya cenderung dianggap kurang relevan, diganti dengan “jaringan”, “relasionalitas” ataupun “proses” yang senantiasa saling-silang dan bergerak dinamis; (5) Cara pandang yang melihat segala sesuatu dari sudut oposisi biner pun (either-or) dianggap tak lagi memadai. Segala unsur ikut saling menentukan dalam interaksi jaringan dan proses (maka istilah ‘posmodernisme’ sendiri harus dimengerti bukan sebagai oposisi, melainkan dalam relasinya dengan ‘modernisme’); (6) Melihat secara holistik berbagai kemampuan lain selain rasionalitas, misalnya emosi, imajinasi, intuisi, spiritualitas, dan lainnya; serta; (7) Menghargai segala hal lain yang lebih luas, yang selama ini tidak dibahas atau bahkan dipinggirkan oleh wacana modern, misalnya kaum perempuan, tradisi lokal, agama.
Kurikulum yang merupakan bagian dari pendidikan mendapatkan pengaruh dari ketiga periode tersebut. Kurikulum yang merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan di era postmodern lebih cenderung untuk melihat ukuran keberhasilan pendidikan berdasar pada narasi yang open-ended, karena eksistensi manusia tidak dapat direduksi secara positif-kuantitatif, hitam atau putih (lulus atau tidak lulus). Ini juga cenderung bersifat desentralistik yang memperhatikan kenyataan-kenyataan lokal, termasuk di dalamnya nilai dan budaya lokal-tradisional yang selama ini mengalami marjinalisasi. Konkretnya, setiap daerah, bahkan setiap sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan keadaan daerah masing-masing dan kemampuan peserta didik yang ada (Suparno: 55). Dalam proses pembelajarannya, orientasi yang digunakan tidak lagi teacher-centered learning atau student-centered learning, tetapi lebih berupa teacher-student learning together. Ini berarti tidak lagi menggunakan apa yang disebut oleh Paulo Freire sebagai banking sistem. Kemudian, sama halnya dengan pendidikan yang memiliki hubungan keharusan dengan filsafat, pengetahuan juga memiliki hubungan keniscayaan dengan nilai, budaya, dan terus-menerus mengalami perubahan. 
Dalam buku Curriculum Development In The Postmodern Era karya Patrick Slattery dikaji lebih mendalam tentang perkembangan kurikulum di era postmodern. Untuk itu kelompok kami akan mengkaji bagian pertama dari buku tersebut dalam bantuk chapter report. Part One berbicara tentang postmodern curriculum development as a field of study, yang terdiri dari empat bahasan yaitu bahasan pertama introduction to curriculum development and postmodernity, bahasan kedua historical perspective on curriculum as a field study, bahasan ketiga the reconceptualization of curriculum and instruction, dan bahasan keempat postmodern schooling, curriculum, and the theological text. 


B A B II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum dan Post Modern


Akhir-akhir ini penggunaan kata postmodern begitu banyak digunakan, ada yang disebut dengan dekonstruktif postmodern, konstruktif postmodern, eliminatif post modern, kultural postmodern, seni postmodern, masyarakat postmodern, teologi post modern, arsitektur postmodern dan lain sebagainya. Postmodern terbagi atas sebelas perspektif, dan hal ini dapat dipelajari dari buku ini, dan postmodern ini pun seiring sejalan dengan masa industri modern dan teknologi. Sementara gaya estetik dalam seni dan arsitektur antara lain eklektik, kaleidoskop, ironi dan allegorikal. Kritik sosial juga terjadi pada sistem ekonomi dan organisasi politik termasuk liberalisme dan komunisme. Perkembangan filosofi menunjukkan adanya pertentangan didalamnya dari metanaratif yang dipengaruhi oleh dekonstruktif modern yang melibatkan kejujuran, bahasa, ilmu pengetahuan dan kekuatan. Analisis kebudayaan memberikan kritik terhadap efek negatif dari teknologi modern yang ada pada kehidupan manusia dan lingkungannya saat dalam dunia global.
Para pemikir post modern mengikuti teori Thomas Kuhn (1970) melalui karyanya Struktur dari Revolusi Ilmiah, dimana teori ini digunakan untuk mendukung keyakinan bahwa komunitas global akan masuk kepada pengertian baru yang radikal dari terhadap politik, seni, ilmu-ilmu, teologi, ekonomi, psikologi, budaya dan pendidikan. Dengan teori Kuhn ini, penulis post modern menamakannya sebagai perubahan paradigma karena nilai kemanusiaan itu telah berpindah kepada wilayah baru dimana mereka mengenal adanya perluasan konsep atas diri mereka sendiri.
Sebelumnya paling tidak ada dua perubahan paradigma dari sejarah manusia. Pertama, perpindahan dari keterasingan komunitas nomadic pemburu dan pengumpul kearah masyarakat feudal dengan pendukung sistem negara kota dan pertanian. Kedua, perpindahan dari adanya suku-suku dan masyarakat feudal ke industrial kapitalis berpegang teguh kepada ekonomi dalam teknologi ilmiah, penggunaan sumber daya yang berlimpah, perkembangan sosial, pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berpikir rasional. Pertama tadi dinamakan periode Pre Modern atau revolusi neolitik dari tahun 1000 SM sampai 1450 M. Dan yang kedua, disebut Periode Modern atau Revolusi Industri sekitar tahun 1450 M sampai 1960 M. Pada periode Neolitik berkarakter pada perubahan yang lambat dan konsepnya berakar pada mitos dan budaya aristokratis dengan gaya yang artistik. Periode Industri berkarakter pada waktu, yang mendominasi gaya masyarakat borjuis. Pergantian paradigma postmodern berusaha melakukan perubahan masa lampau, dan konsep menjadi lebih baik dengan hadirnya beragam budaya dan beragam ekspresi dan ini disebut Revolusi Informasi Global.
Para pembelajar postmodern sangat berkomitmen terhadap konsep baru yang akan dikembangkan dari kurikulum untuk melengkapi lingkungan pergaulan sosial dan budaya pada era baru sejarah manusia saat ini.
Pendek kata, postmodernisme menginginkan dunia menjadi organisme atau makhluk hidup daripada menjadi mesin, bumi sebagai rumah ketimbang berfungsi sebagai hak milik atau benda saja, dan setiap orang akan saling bergantung daripada terkucil dan hidup menyendiri. Konsep postmodern menyatakan tidak hanya bidang tertentu yang terlibat pada perpindahan masa ini, tetapi juga ada perubahan dramatis dalam pemikiran dimana akan memperkaya kesadaran akan postmodernisme.

B. Sudut Pandang Sejarah Kurikulum Sebagai Bahan Pelajaran.
Chapter pertama telah memperkenalkan konsep interpretasi sejarah dari dua perspektif yang berbeda : perspektif pertama berhubungan dengan analisis objektif dan pengkategorian dari bidang informasi yang mempunyai nilai tersendiri. Penilaian ini menjadi objek yang bagus untuk dipelajari, karena untuk melewati berabad-abad, tentunya dalam masalah ini ada penjelasan secara logis berdasarkan perkembangan manusianya.
Di lain hal, perspektif kedua berhubungan dengan menginterpretasikan kembali, keunggulan dari pengalaman manusianya, kekuatan dari pengertian (arti) dan konteks, pembangunan konstruksi social, ketergantungan satu dengan yang lain akan waktu dan tempat. Pendek kata, sejarah memahami juga atas bedanya waktu dan tempat atau adanya hubungan erat antar relasi yang menyatukan waktu dan tempat.
Logika positivisme dan filsafat analisis pada umumnya berhubungan dengan perspektif yang pertama tadi. Ada juga para filosof yang ingin mengingkari analisis sejarah yang sudah berjalan karena adanya subjektifitas yang melekat yang berhubungan secara konteks kenyataan.
Kurikulum pendidikan postmodern akan memberikan argumen atas asumsi bahwa interpretasi secara sejarah harus diarahkan secara jelas ketepatannya bagi keilmuan dan ada nilai yang dominan bagi paradigma modern. Postmodernisme bisa dengan bebas untuk memilih sumber, inovatif, melakukan perbaikan, kritikan, penilaian subjektif akan interpretasi sejarah. Pengembangan kurikulum pada era postmodern akan memberikan argumen terhadap pendekatan tradisional atas logika positivisme modern kepada pelajaran sejarah sebagai sebuah peristiwa yang perlu dipelajari. 
Kurikulum postmodern akan mendorong refleksi autobiograpikhal, menjelaskan pengamatan yang didapat, memperbaiki hasil interpretasi dan mengerti secara kontekstual. Pengetahuan dipahami sebagai ketertarikan refleksi manusia, adanya nilai yang dianut, ada aksi yang dibangun secara sosial, seperti yang dijelaskan oleh Herbert Kliebard (1992).
  Kurikulum juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan nilai. Hubungan antara sosial kemasyarakatan dan kurikulum adalah hubungan timbal balik. Pada teks The Post Modern Condition , Lyotard (1984) menantang apapila ada dugaan secara total dan argumen mengenai Post Modernisme tidak dapat dipisahkan dari adanya ketidakpercayaan atau keraguan terhadap metanaratif. Bagi Lyotard, metanaratif adalah sekumpulan naratif dan sejarah filosofinya. Lyotard menyimpulkan, metanaratif modern menolak kekhususan, kemungkinan atau hal yang kebetulan, ironi, dan perbedaan.
Perbincangan Kurikulum postmodern memahami sejarah secara kontekstual, multidimensional, ironik. Para pembelajar di postmodern tidak begitu mudah dalam menyederhanakan bagaimana mengajar sejarah, fakta bahwa sejarah harus dihafal. Karena hasil karya sendiri, lokal dan khusus yang begitu diperlukan untuk memahami sejarah, dan sekarang guru sudah harus mendengarkan para muridnya dan mendengarkan cerita kehidupan mereka.
Ketika diperkenalkan sejarah kurikulum kemungkinan nampak lebih sulit dan kontroversial bagi mereka yang baru mengenal mengenai kurikulum postmodern. Jadi untuk memahami Kurikulum postmodern, maka guru tidak hanya melihat muridnya dari kejauhan, tetapi guru juga harus masuk ke dalam proses yang terjadi pada murid-murid itu sendiri. Partisipasi ini sesuai yang dikemukakan oleh Jonathan Kozol ditujukan untuk belajar sosial di kelas. Sejarah, bagaimanapun dari perspektif postmodern tidak harus dilakukan dengan menghafal tetapi lebih dari itu, kesempatan untuk menginformasikan keadaan sekarang dan menyediakan jalan menuju masa depan. Transformatif pedagogy ditujukan untuk terciptanya partisipasi dalam pedidikan sejarah.
Perbedaan lain antara sudut pandang modern dan postmodern dilihat dari segi fungsi kurikulum studi sosial di sekolah bisa melalui lukisan pada poster yang dipasang di kelas yang bertema belajar sejarah pasti menarik. Gambar poster bisa berupa daftar gambar pekerjaan seorang arkeolog, kurator, penulis, kritikus, pejuang, antropologis, pustakawan atau guru. Hal ini pasti akan berhasil dan kemungkinan tujuan akan tercapai memahami sejarah. Yang mencolok, kurikulum postmodern menantang baik guru dan murid untuk masuk ke dalam proses sejarah sebagai pelaku di kelas, bukan sebagai pengamat.
Era postmodern pada intinya adalah bagaimana memasukkan lebih dari berbagai sumber untuk dipilih secara bebas, dan secara subjektif bisa dimengerti dan ada pemikiran kritis. Siswa jangan dibiarkan begitu saja dengan pemahaman yang dipunyainya tanpa dibimbing. Maka dari itu pendekatan modern terhadap ilmu pengetahuan dan sejarah berisikan informasi yang dibangun siswa itu sendiri. Kemudian siswa harus punya pengalaman sebelum dia mulai untuk berpikir kritis pada saat belajar. Kegiatan ini melibatkan kebenaran ilmu yang telah ditemukan pada waktu yang lalu, dan juga melibatkan analisis sejarah untuk menghasilkan pengetahuan yang baru.
Pada intinya Schubert mengatakan bahwa, post modern itu adalah perubahan dari pendekatan tradisional mengarah kepada analisis yang berkaitan dengan sejarah. Cain dan Cain memberikan dukungannya untuk kurikulum postmodern bahwa adanya cakupan kompleksitas, toleran terhadap perbedaan, menerima ketidakpastian, asli (otentik). Evaluasi menjadi kontekstual bagi lingkungan pengajaran individual.

C. Pengertian Kurikulum dan Pengajaran
Kurikulum pendidikan postmodern secara kritis menelaah sejarah dari perkembangan kurikulum yang ada pada konteks ilmu pendidikan masing-masing dalam rangka membangun perspektif partisipasi. Konsep sejarah baru dikenal mahasiswa yang lulus dari Teori Kurikulum di Louisiana State University pada tahun 1980an ini, lalu saya mengenalkan Post Modernisme dan diberitakan atas apa yang saya hasilkan secara ethnographic, dan metodologi yang fenomenologikal. Ini adalah waktu yang menyenangkan bagi saya menjadi Profesor Kurikulum dan juga sebagai mahasiswa. Professor William Pinar tiba di LSU sebagai Kepala Departemen Kurikulum dan Pengajaran dari Universitas of Rochester dimana dia selalu memperhatikan perubahan kurikulum yang bisa juga disebut dengan Rekonseptualisasi (pemahaman kembali). Pinar juga banyak membawa hasil bagian dari ilmu pendidikan yang digabungkan dengan rekonseptualisasi ke bagian departemen di LSU, termasuk juga Tony Whitson, seorang sarjana Camron McCarthy, feminis Leslie Roman, sarjana Post Modern William Doll dan dekonstruksionis asal Canada Jacques Daignault dan masih ada yang lainnya. 
Satu hal dari program pengembangan kurikulum tradisional dan penyusunan kembali merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai.kelak, objek yang bisa diukur, penguasaan evaluasi dalam rangka untuk menghasilkan pendidikan yang lebih spesifik. 
Rekonseptualisasi menunjukkan kepada saya untuk melihat secara kritis terhadap teori perkembangan kurikulum, dan tentunya menyediakan jalan lain bagi postmodern untuk berbenah diri dan ada program yang paling baik bagi implementasi pendidikan saat ini.
Salah satu pusat utama dari rekonseptualisasi adalah sangat memperhatikan hasil karya yang dihasilkan dan pengalaman fenomenologikal. Hal ini telah digambarkan oleh William Pinar dan Madeleine Grumet pada sebuah teks Toward a Poor Curriculum (Kurikulum yang jelek), dimana para pengarang menulis mengenai fokus perubahan studi tentang kurikulum. Pinar dan Grumet (1976) tertantang untuk fokus kepada pengalaman internal daripada objek eksternal. Para penulis Eksistensialis antara lain Jean-Paul Sartre, Friedrich Nietzshe, Martin Buber dan Soren Kierkegaard, Sigmund Freud dan Carl Jung juga berhubungan dengan teori kurikulum di atas.

D. Sekolah Post Modern, Kurikulum dan Teks Teologikal
Munculnya visi postmodern konstruktif sekolah dalam komunitas global termasuk adanya ekletik dan hubungan umum akan spiritualitas dan teologi yang disusun untuk pendidikan presfektif ini disebut penulis sebagai ideology modern sebaliknya prespektif yang kembali kepada tradisional disebut ideology premodern, dan premodern ini menentang adanya pemisahan antara agama dan pemerintahan. 
Paulo Freire (1970) yang menyatakan masalah pendidikan tidak dapat dipisahkan dari politik, sosial dan ekonomi. Pada intinya teologi dan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari model pengembangan kurikulum. Kontribusi spiritualitas, teologi dan agama sekarang sudah mulai dimasukan menjadi sebuah gagasan kedalam perbaikan postmodern yang baru. Pengembangan spiritualitas, teologi, dan pendidikan agama kedalam visi postmodern sekolah diterima tanpa kritik.
Pendidikan postmodern belum menemukan jalan keluar dari dilema modern antar catatan sejarah dan agama di sekolah, dan kemudian presfektif lain sering memisahkan spiritualitas dan teologi dari kurikulum mereka. David Ray Griffin (1988) memasukan unsur nilai keagamaan dalam prespektif postmodern. William Doll menulis kurikulum postmodern adalah sebuah prakarsa dengan karakter kosmologikal yang memimpin untuk menjadikan individu secara spiritual. Gabriel Moran (1981) mengindikasikan bahwa pendapat ini dapat diterima secara akurat bagi pendidikan walaupun pendidikan agama bersifat universal. 



BAB III
ANALISIS


Istilah postmodernisme dapat memiliki beberapa pengertian yang berbeda. Antara lain bisa berarti, aliran pemikiran filsafat; periodesasi sejarah berikut pergeseran paradigma di dalamnya; ataupun sikap dasar tertentu. Masing-masing pengertian tersebut memiliki konsekuensi logis yang berbeda meskipun saling berhubungan juga. Jika yang kita maksudkan adalah aliran filsafat, maka ia menunjuk terutama pada gagasan-gagasan Jean. F. Lyotard, yang paling eksplisit menggunakan istilah posmodernisme. 
========================================================================
File lengkap Download DISINI

Terimakasih atas kunjungannya .
Berbagi Itu Indah

Senin, 16 Oktober 2017

DOWNLOAD SOAL PTS 2 IPA KELAS VI

DOWNLOAD SOAL PTS 2  IPA KELAS VI

Assalamu'alaikum wr.wb.
Selamat siang selamat datang di halaman MI Nurul Huda Bandung yang kali ini akan membagikan Download  Soal PTS 2 IPA Kelas VI.

Semoga apa yang telah MI Nurul Huda Bandung bagikan bermanfaat dan dapat membantu bagi yang memerlukan Soal PTS 2 IPA Kelas VI.

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN  PELAJARAN 2015 / 2016

I.Berilah tanda silang pada jawaban yang kau anggap benar !
 1.      Dorongan atau tarikan pada suatu benda disebut....
               a.  tekanan                                  b.gaya        
               c. daya                                      d. tenaga

  2.      Gaya yang terjadi pada benda yang elastis adalah....
               a.   Gaya otot                             b.gaya magnet       
               c. Gaya gravitasi                      d. Gaya pegas

        3.      Contoh gaya mengubah bentuk suatu benda adalah....
               a.       Kiper menepis bola yang diarahkan ke gawang
               b.      Bola yang awalnya diam akan bergerak ketika ditendang          
               c.       Kaleng yang kosong akan pengok jika di injak
               d.      Sepeda jalan lalu direm dan berhenti

      4.      Egi dan kawan-kawan bermain bola kasti.Saat itu Egi bersiap-siap memukul bola. Bola yang              datang ke arahnya langsung dipukul kembali sehingga memantul. Gaya yang ditimbulkan pada            kegiatan tersebut menyebabkan bola..
     a.       Bergerak                            c. Berubah bentuk
     b.      Berubah arah                     d. Bergerak menjadi diam

5.      Beban yang diangkat jungkat jungkit terasa lebih ringan apabila jarak kuasa ke titik tumpu..
       ================================================================
File lengkap Download DISINI
Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat.
Berbagi Itu Indah


BELAJAR PERKEMBANGBIAKAN PEGETATIF BUATAN SAMBUNG PUCUK

BELAJAR PERKEMBANGBIAKAN PEGETATIF BUATAN SAMBUNG PUCUK

Asalamualaikum wr. wb.
Selamat malam para pengunjung yang berbahagia kali ini MI Nurul Huda akan berbagi bagaimana siswa - siswi MI Nurul Huda  Bandung belajar cara perkembangbiakan Fegetatif buatan pada tumbuhan dengan Sambung Pucuk


Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara memperbaiki mutu tanaman, salah satu caranya dapat dilakukan dengan cara sambung pucuk tanaman. kali ini yang akan menjadi media adalah tanaman terong Pokak.

Namun sebelum kita mulai mempraktikkan bagaimana anak-anak menyambung pucuk terong Pokak dengan terong jenis lain, misal terong Madu, Terong ungu, terong pipit, terong belanda maupun terong jenis lainnya kita harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik sambung pucuk Terong Pokak ini.

Adapun alat yang perlu disiapkan adalah pertama Pisau kater yang tajam, Plastik es yang elastis buat tali pengikat dan pembungkus.

Sedangkan untuk bahan yang disiapkan adalah induk/inang terong Pokak yang akan dijadikan media, dan pupus/ pucuk terong misal terong Madu, Terong ungu, terong pipit, terong belanda maupun terong jenis lainnya

Baiklah karena alat dan bahan untuk menyambung pucuk terong Pokak dengan terong jenis lain sudah tersedia langsung saja anak-anak mempraktikkan apa yang telah dipelajari yaitu menyambung pucuk terong Pokak dengan terong jenis lain.

Langkah langkahnya yaitu:

Langkah 1 : Cuci tangan agar steril, kemudian kita siapkan dulu entris/pupus/pucuk bagian atas yang akan kita iris miring di sebelah kiri dan sebelah kanan yang menyerupai sebuah mata kapak, usahakan panjangnya sama antara kiri dan kanan kira-kira panjang irisan 2 cm atau 3 cm. Untuk entres ini usahkan cari entres dari tanaman yang berkualitas unggul.

Pada saat pengirisan diusahakan satu kali irisan agar kambium tidak terluka, maksudnya satu kali irisan adalah dipotong dari sisi atas sampe bawah dalam sekali iris, supaya nantinya proses penyatuan dapat berhasil sempurna potongan harus lurus dan tidak bergelombang supaya sambungan kita nantinya dapat rapat dan udara lembab tidak masuk karena dapat membuat berairnya sambungan yang berakibat gagalnya proses sambungan kita.

Langkah 2 : Setelah selesai mengerjakan entris batang atas kita lanjut mengerjakan batang bawah yaitu carilah tanaman yang tumbuh secara sempurna sehat dan segar juga terhindar dari hama, biasanya dalam satu tanaman terdapat banyak batang yang tumbuh, diantara batang-batang tersebut pilihlah batang yang besarnya kira-kira sebesar pensil tapi harus sesuaikan dengan besar entres batang atas karena kesesuaian penting utuk teknik ini.

Setelah kita dapatkan pokok batang bawah yang bagus kita potong kira-kira tingginya 10 cm sampai 15 cm. jangan terlalu ke bawah karena saat penyiraman bisa tergenang air. Kemudian kita belah pokok bawah panjang belahan harus sama dengan irisan entres atau batang mata tunas. Misalnya entres atau batang mata tunas 3 cm maka panjang belahan juga harus 3 cm.

Langkah 3 : Setelah belahan pokok batang bawah selesai kita selipkan entres atau potongan batang mata tunas ke pokok batang bawah, ingat jangan digesar-geser dan jagan pula diulang-ulang menyelipkan ke pokok batang bawah karena akan merusak kambium setelah pas terpasang sempurna, barulah di ikat mengunakan grafting tape atau bisa juga mengunakan plastik es mambo yang dapat di tarik jadi panjang.
Ingat dalam pengikatan harus pas maksudya tidak boleh terlalu kuat dan jangan juga terlalu longgar karena jika terlalu kuat tanaman akan tercekik tapi jika terlalu longgar kerapatan sambungan tidak akan sempurna dan air juga mudah masuk, kemudian jika air masuk ini sangat fatal karena akan menyebabkan busuknya entres atau batang mata tunas. Setelah selesai pengikatan sisa plastik pengikat atau grafting tape bisa dibalutkan ke entres sampe ke pucuknya atau benar-benar terbalut agar kelembaban entres terjaga, dan jika kalau memang sisa pengikat sambungan tidak cukup untuk membalut entres bisa kita gunakan cungkup mengunakan plastik.


Langkah 4 : Setelah kita ikat sempurna dan di balut atau di cungkup kita bisa menunggu kira-kira 21 hari bisa kurang juga lebih intinya kalau sudah ada mata tunas yang sudah tumbuh tunas baru tandanya sambungan kita berhasil buka dan singkirkan balutan plastik yang ada pada entres.

Hanya cungkup atau balutan dibagian atas yang di buka karena dapat menganggu tunas-tunas baru yang akan tumbuh dan berkembang untuk ikatan di bagian bawah bisa nunggu kira-kira sambungan sudah kuat dan menyatu sempurna yang di tandai dengan tanaman sudah membesar, pada sambungan muncul lekukan-lekukan dan ikatan tadi mulai menganggu atau menyekik tanam barulah di buka agar tidak patah nantinya.

Demikian dan terimakasih semoga dapat membantu dan bermanfaat.
Berbagi Itu Indah
=============================

Atau baca juga PESAWAT SEDERHANA

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang, khususnya jenjang sekolah dasar agar mampu bersaing di era global. Sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar dalam penyelengaraannya menggunakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dan sekolah berbasis masyarakat (MBS).
Standar pelayanan minimal disusun bersifat makro sehingga perlu diinterpretasikan
dalam bentuk berbagai standar. Salah satu standar yang perlu diperhatikan adalah
administrasi sekolah yang juga merupakan salah satu laporan dalam sistem pendidikan disekolah.
B. Tujuan
1. Menyamakan presepsi dan sinkronisasi penyelenggaraan administrasi sekolah;
2. Memberikan arah dalam penyelenggaraan administrasi sekolah;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi sekolah;
4. Menuju tertib administrasi.
C. Manfaat
1. Memandirikan sekolah melalui pemberian kewenangan lebih besar kepada sekolah.
2. Mendorong pengambilan keputusan secara partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah ( kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa ), orang tua siswa dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan yang merujuk pada kebijakan pendidikan nasional.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah terhadap mutu sekolahnya kepada orang tua
murid, masyarakat dan pemerintah.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan.
==================================================================
Download Filenya DISINI
Terimakasih atas kunjungannya.
Berbagi Itu Indah

Jumat, 13 Oktober 2017

DOWNLOAD CONTOH STANDAR ADMINISTRASI MADRASAH

DOWNLOAD CONTOH STANDAR ADMINISTRASI MADRASAH 


Sudah kita ketahui bersama bahwa Akreditasi Sekolah/ Madrasah  adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi internal dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.

Akreditasi juga merupakan  suatu proses yang berkesinambungan dari evaluasi diri, refleksi, dan perbaikan (“Accreditation is a continuous process of self-evaluation, reflection, and improvement). Akreditasi dapat juga diartikan sebagai proses evaluasi dan penilaian mutu institusi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan, atas pengarahan suatu badan atau lembaga akreditasi mandiri di luar institusi yang bersangkutan; hasil akreditasi merupakan pengakuan bahwa suatu institusi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan itu, sehingga layak untuk beroperasai dan menyelenggarakan program-programnya.

Namun sudah bukan menjadi rahasia lagi apabila dalam menhgadapi Akreditasi Sekolah/Madrasah sering kali mengalami kesulitan dan menjadikan momok bagi penyelenggara dengan alasan belum siap menghadapi pisitasi asoser., 

Dalam hal ini ketidaksiapan Sekolah/Madrasah berawal dari kekurang siapan dan ketersediaan bukti pisik yang ada, kasus yang terjadi disisi bukan karena Sekolah/Madrasah yang tidak melaksanakan Administrasi tersebut akan tetapi lebih diakibatkan kurangnya penataan Managemen dan pengelolaan Administasi Sekolah/Madrasah.

Sebenarnya Madrasah melaksanakan program program yang telah disusun, akan tetapi mereka tidak punya bukti pisik yang diminta asesor.

Paling tidak terdapat empat (4) Standar Administrsi Madrasah yang harus disiapkan dan dipenuhi oleh sebuah Madrasah agar mencapai Standar Pendidikan Madrasah yang layak selenggara.
Adapun Standar Administrasi Madrrasah tersebut diantarannya:

1. Standar Administrasi Bidang Umum
2. Standar Administrasi Bidang Pengajaran
3. Standar Administrasi Bidang Kesiswaan
4.Standar Administrasi Bidang Tendik

Apabial Sekolah/Madrasah telah melaksanakan ke-empat Administrasi ini dengan tertib dengan meninggalkan arsip dalam setiap kegiatan Administrasinya niscaya Sekolah Madrasah akan selalu siap secara pisik dalam menghadapi Akreditasi Sekolah/Madrasah.

Baiklah disini MI Nurul Huda Bandung akan membagikan ke-Empat Standar Administrasi tersebut, namun tentunya karena keterbatasan waktu akan MI Nurul Huda Bandung bagikan secara bertahap.

Silahkan Download di Link Berikut:

A. STANDAR ADMINISTRASI BIDANG UMUM

  1. BUKU KEGIATAN KEPALA MADRASAH
  2. BUKU PENGUMUMAN
  3. AGENDA SURAT
  4. BUKU PENGARSIPAN SURAT MASUK 
  5. BUKU PENGARSIPAN SURAT KELUAR
  6. BUKU EKSPEDISI
  7. BUKU TAMU KHUSUS
  8. BUKU TAMU UMUM
  9. DAFTAR KODE PENOMERAN SURAT
  10. Notulensi Rapat Dinas
  11. Notulensi Rapat Dinas
  12. Buku Profil Madrasah
B. STANDAR ADMINISTRASI BIDANG PENGAJARAN

C. STANDAR ADMINISTRASI BIDANG PENGAJARAN BIDANG KESISWAAN

  1. ......
  2. .....
  3. ....

D. STANDAR ADMINISTRASI BIDANG PENGAJARAN BIDANG TENDIK

  1. ....
  2. ....
  3. ....
Demikian Download Contoh Standar Administrasi Pengajaran Sekolah/ Madrasah yang dapat MI Nurul Huda Bandung Bagikan, semoga bermanfaat.

Berbagi Itu Indah.

Rabu, 11 Oktober 2017

DOWNLOAD BUKU GURU K13 KELAS II TEMA 1-4 REVISI 2017

DOWNLOAD BUKU GURU K13 KELAS II TEMA 1- 4 REVISI 2017


Selamat siang berikut akan MI Nurul Huda Bandung bagikan Download Buku Guru K13 Kelas II Tema 1 - 4 Revisi 2017

Semoga dapat membantu dan bermanfaat.
Silahkan Download pada Link di bawah ini:

1. BUKU GURU KELAS II TEMA 1

2. BUKU GURU KELAS II TEMA II

3. BUKU GURU KELAS II TEMA III

4. BUKU GURU KELAS II TEMA 1V

Atau baca juga: DOWNLOAD BUKU GURU K-13 UMUM REVISI TERBARU 2017 KELAS 1 TEMA 1- 7

Terimakasih atas kunjungannya

MI Nurul Huda Bandung
Berbagi Itu Indah

CONTOH BUKU I KTSP IMPLEMENTASI K-13

CONTOH BUKU I KTSP IMPLEMENTASI K-13


Silahkan Dwonload pada Link Berikut:

1. SK TIM PENGEMBANG KURiKULUM

2. CONTOH SK PENETAPAN KURIKULUM 1

3. CONTOH SK PENETAPAN KURIKULUM 2

4. CONTOH BERITA ACARA PENGEMBANGAN  KURIKULUM

5. CONTOH BERITA ACARA REVIU REVISI  KURIKULUM

6. CONTOH BERITA ACARA FINASLISASI KURIKULUM

7. CONTOH KURIKULUM 2013 INTEGRASI KARAKTER 

Terimakasih atas kunjungannya semoga dapat membantu dan bermanfaat,

Jika menghendaki Permendikbud no 20, 21, 22,23,24 silahkan Klik
DISINI

Berbagi Itu Indah
MI Nurul Huda Bandung

Selasa, 10 Oktober 2017

DOWNLOAD KUMPULAN SOAL TRYOUT

DOWNLOAD KUMPULAN SOAL TRYOUT


Silahkan download Kumpulan Soal Tryout di bawh ini:

1.B INDONESIA PAKET 1

2.B INDONESIA PAKET 2

3.MATEMATIKA PAKET 1

4.MATEMATIKA PAKET 2

5.IPA PAKET 1

6.IPA PAKET 2

7.Bahasa Indonesia 

8. Matematika

9.IPA 

Demikian download Kumpulan Soal Tryout yang dapat MI Nurul Huda Bandung bagikan.
Semoga bermanfaat.

Senin, 09 Oktober 2017

KUMPULAN SOAL IPA SAINS SD/MI KELAS 4, 5 DAN 6

KUMPULAN SOAL IPA SAINS SD/MI KELAS 4, 5 DAN 6

Berikut MI Nurul Huda Bandung akan membagikan Kumpulan Soal IPA Sains SD/MI Kelas 4, 5 dan 6 Semoga bermanfaat,

Langsung saja Download di bawah ini:

1. Kumpulan soal IPA Sain Kelas 4
2. Kumpulan soal IPA Sain Kelas 5
3. Kumpulan soal IPA Sain Kelas 6

Demikian terimakasih atas kunjungannya.

MI Nurul Huda Bandung 
Berbagi Itu Indah.

Sabtu, 07 Oktober 2017

DOWNLOAD CONTOH PTK IPA KELAS VI KARYA MODEL

DOWNLOAD CONTOH PTK IPA KELAS VI KARYA MODEL


PENELIATIAN TINDAKAN KELAS 
(PTK)


PENINGKATAN KETRAMPILAN SISWA KELAS VI MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJODALAM PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA MODEL MELALUI METODE PRAKTIK DAN DEMONSTRASI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Penelitian
Peningkatan Ketrampilan siswa kelas VI MI Nurul Huda Bandung Sukorejo Dalam PembelajaranMembuat Karya Model Melalui Metode Praktik dan Demonstrasi pada pembelajaran IPA

B. Bidang Kajian
Desain dan strategi pembelajaran               
                      
C. Latar Belakang Masalah
         Pendidikan merupakan proses perubahan yang terjadi secara terus menerus kearah kemajuan yang lebih baik. Keberhasilan pendidik tidak terlepas dari apa yang direncanakan oleh sebab itu pendidikan pada dasarnya berorientasi pada siswa, dimana siswa sebagai objek dari kegiatan pembelajaran di Madrasah.
  Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan dikuasainya mata pembelajaran yang termanisfestasi dalam bentuk nilai. Salah satu upaya guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah pemilihan media pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA dituntut para guru untuk menggunakan media dan metode pembelajaran yang Dapat meningkatkan kemauan siswa dalam belajar.
         Untuk meningkatkan partisipasi siswa dan peningkatan penguasaan materi pelajaran, penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA melalui Penulisan Tindakan Kelas (PTK). Disamping untuk memperbaiki pembelajaran, pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini juga bertujuan untuk memenuhi syarat penilaian bagi guru tersertifikasi..
        Dari hasil yang telah dilaksanakan pada awal kegiatan praktek ini maka data yang didapat adalah jumlah siswa MI Nurul Huda Bandung Sukorejo Siswa kelas VI  pada mata pelajaran IPA sebanyak 7 orang siswa atau (32 %) yang mencapai tingkat penguasaan keatas 65 % kebawah.
        Setelah diadakan observasi dan berdasarkan data pengamatan dikelas VI pada materi pembelajaran Pesawat sederhana. Dalam penyampaian materi guru sering tidak menggunakan media yang tepat, sehingga pemahaman materi sulit diterima siswa dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Maka dari itu penulis dalam menyusun laporan yang berjudul“Penggunaan Media Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada pembelajaran Membuat Karya Model dengan menggunakan metode Praktik dan Demonstrasi di Kelas VI MI Nurul Huda Bandung Sukorejo”

D.  Identifikasi Masalah
        Berkenaan dengan kurang berminat dan menariknya pembelajaran IPA bagi siswa sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tidak kondusif yang bermuara pada rendahnya penguasaan materi pembelajaran yang mana fenomena ini berarti muncul selama proses pembelajaran seperti :
a. Jarang ada siswa yang dapat mengajukan pertanyaan pada guru.
b. Jarang siswa yang memberi tanggapan atas penjelasan guru.
c. Siswa kurang dapat membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan.
d. Suasana kelas ribut.
Rendahnya penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari rendahnya pencapaian daya serap siswa perkelas pada mata pelajaran IPA kelas VI dari 7 orang siswa hanya 36 % daya serapnya.
         Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis meminta bantuan supervisor untuk
 mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran IPA yang dilaksanakan.
Dari hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran  IPA, yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
2. Siswa kurang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
3. Siswa kebanyakan kurang memperhatikan materi yang sedang disampaikan.
4. Rendahnya partisipasi siswa ketika pembelajaran berlangsung

E. Analisis dan Perumusan Masalah 
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, melalui diskusi dengan teman sejawat maupun supervisor dapat diketahui faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dan rendahnya penguasaan materi pelajaran  IPA oleh siswa adalah :
 a. Penjelasan guru terlalu abstrak dan monoton.
 b. Guru tidak menggunakan media peraga atau alat bantu mengajar.
 c. Siswa kurang termotivasi untuk pembelajaran dan cenderung malas.
 d. Suasana kelas tidak kondusif.

F. Rumusan Masalah
        Bertitik tolak dari latar belakang yang telah penulis sampaikan, maka perlu dirumuskan permasalahan itu guna lebih mudah dan terarahnya penulis dalam membahas
 permasalahan itu. Dan juga agar hasil kajian pembicaraan lebih mengenai sasaran yang diingunkan. Untuk itu permasalahan yang akan penulis paparkan dalam laporan ini
 adalah :
- Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dengan
 menggunakan media ?

G. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan atau menganalisis dampak penggunaan media dan praktik langsung dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

H. Manfaat Perbaikan
a. Bagi Guru 
        Akan terjadi perubahan sikap guru, yakni perbaikan dalam strategi pembelajaran 
 IPA, serta memupuk rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan
 permasalahan yang dihadapi.
b. Bagi Siswa 
       Dengan menggunakan media dan praktik langsung siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar dan dapat menyerap materi pembelajaran yang diberikan guru dengan baik.
c. Bagi Madrasah
      Dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai alternatif untuk menentukan strategi pembelajaran yang lebih dalam meningkatkan hasil belajar.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A Pendapat Hopkins ( 1993 )

         Menurut Hopkins (1993), berkaitan dengan profesionalisme guru, dari praktek yang dilakukan oleh seorang guru dikelas merupakan kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian pendidikan dari segi profesinalisme, penelitian kelas yang dilakukan oleh seorang guru dipandang sebagai unjuk kerja seorang guru yang profesional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri sebagai tanda pekerjaan guru yang propesional.
   Pendidikan diartikan secara umum oleh Diryakara (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu upaya memanusiakan manusia ke taraf insani yang diwujudkan didalam seluruh proses, senada dengan pendapat G. Thomson (1957) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap didalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran, sikap dan tingkah laku. Sedangkan fungsi utama pendidikan menurut Crow and Crow (1960) adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan potensi diri untuk memperoleh kepuasan dalam kehidupan pribadi. 
        Namun pendidikan menurut Sunaryo dan Karta Dinata (1996) merupakan suatu proses membantu peserta didik agar berkembang secara optimal yaitu berkembang setinggi mungkin sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianutnya dalam masyarakat. Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang dewasa (guru) kepada peserta didik melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondisif bagi poerkembangan anak.
          Menurut Tilaar (1993) bahwa pendidikan mempunyai hakikat yang memiliki komponen sebagai berikut :
-   Pendidikan merupakan proses berkesinambungan. Implikasi bahwa peserta didik
     punya
     kemampuan tetap ada sebagai makhluk sosial dan keinginan tidak pernah selesai.
 -  Proses pendidikan berarti menumbuh kembangkan eksistensi manusia baik interaksi
     manusia dengan sesama, alam, ide serta Tuhan Yang Maha Kuas.
 -  Eksistensi yang memasyarakatkan dalam proses ini terjadi internalisasi nilai-nilai,
     pembaruan dan revitalisasi (penyegaran).
 - Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Disamping itu dengan kemajuan teknologi pendidikan juga dapat menembus dimensi lokal, nasional, regional dan global.
        Untuk mengolah pembelajaran dengan baik, guru harus merencanakan atau menyusun rencana pembelajaran secara sistematis. Pada prinsipnya komponen-komponen dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) sama dengan Rencana Pembelajaran (RP) yang dilakukan oleh guru sehari-hari.
        Namun demikian, agar terlihat rencana guru untuk memberikan tindakan perbaikan, kali ini perlu dituangkan dalam RPP, sehingga perlu dicantumkan tujuan perbaikan pembelajaran dan perlu strategi pelaksanaan perbaikan dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar (panduan PKP, 2007). Untuk mengetahui kemajuan belajar yang dimiliki oleh siswaperludiadakantes. 
         Sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses mengajar atau suatu program pendidikan. 
Metode pembelajaran yang baik berkaitan dengan tujuan, bahan, pembinaan keterampilan belajar(Tarigandkk1998:152)kriterianyaadalah :
1.Relevan. 
2.Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran
3.Mengembangkan buyer keterampilan proses.
4.Dapat mewujudkan keterampilan yang telah dirancang.
5.Merangsangsiswauntukbelajar.
6.Mengembangkanketerampilansiswa.
7.Mengembangkankreativitassiswa.
8.Tidakmenuntutperalatanyangrumit.
9.Mudahdilaksanakan.
10.Menciptakan suasana belaja

          Pengelolaan kelas sebagai fokus perbaikan dalam pembelajaran juga sangat mendukung keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Perbaikan dari sudut pengelolaan kelas berdasarkan pada pendapat “Wright, 1991” bahwa guru sebagai pengelolaan kelas bertugas menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadi pembelajaran yang efektif.
         Menurut Hamalik, (1986) mengemukakan bahwa pemakaian pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
        Sementara itu menurut Gagne dan Briggs, (1975) secara inplisit mengatakan bahwa media adalah pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain : buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film slide (gambar bingkai), fhoto, gambar, grafik, televisi, komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

....................NEX

Untuk file lengkap silahkan download  di bawah ini:

1. COPER PTK IPA  KELAS VI KARYA MODEL

2. LEMBAR KRITIK DAN SARAN

3. PEMBAHASAN PTK IPA KELAS VI KARYA MODEL PDF

4. PEMBAHASAN PTK IPA KELAS VI KARYA MODEL WORD

Demikian semoga bermanfaat dan silahkan dibagikan.

MI Nurul Huda Bandung
Berbagi Itu Indah

CONTOH PTK AKIDAH AKHLAK KELAS V METODE TANYA JAWAB

CONTOH PTK AKIDAH AKHLAK KELAS V METODE TANYA JAWAB


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka berada. Adalah suatu kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah.  
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya berfungsi mengembangkan kecerdasan anak tetapi juga mengembangkan kepribadian. 
Bagi guru agama Islam,  memberikan soal agama Islam yang berkaitan dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah. Seringkali siswa yang telah memahami topik agama Islam secara teoristis mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk cerita. Sementara itu, dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1994, fungsi pengajaran agama Islam adalah mempersiapkan anak didik agar dapat menjadi warga masyarakat yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan yang praktis, bervariasi, dan aplikatif. Di sisi lain ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca teks agama Islam. Sementara itu, siswa akan lebih mudah mencerna soal cerita agama Islam kelas III sampai VI MI/SD apabila siswa mampu membaca teks dengan baik dan benar, mengerti maksud cerita yang ada di dalamnya, serta memahami gambar yang ada. Bagi sebagian besar guru agama Islam SD, mengajarkan materi agama Islam yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami soal uraian bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah mampu memahami topik agama Islam secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk soal uraian. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang mudah diterima oleh siswa. Di samping itu pula, hendaknya guru memberikan contoh yang kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal berbentuk uraian. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran agama Islam juga akan meningkat. 
Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dalam memahami materi agama Islam bagi siswa MI/SD. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas.  
Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Aqidah Pada Siswa Kelas V MI Nurul Huda Bandung Kecamatan Gandusari Kabupaten Trengalek Tahun Pelajaran 2016/2017


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran metode tanya jawab terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode tanya jawab.


D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Aqidah Pada Siswa Kelas V MI Nurul Huda Bandung Kecamatan Gandusari Kabupaten Trengalek Tahun Pelajaran 2016/2017 

.......................NEX

Untuk File lengkap silahkan Download di bawah ini:




Jika membutuhkan bantuan masuk/Paswoed silahkan klik DISINI

Demikian dan terimakasih atas kunjunganya, jika bermanfaat silahkan bagikan ke rekan yang lain.

Berbagi Itu Indah