MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Wisuda di MI Bandung Sukorejo Gandusari Trenggalek.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Upacara Bendera yang diadakan setiap hari Senin.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Belajar bersukur dengan kebersamaan.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Selamat bekerja anak anak laksanakan tugasmu sesuai fungsimu sebagai pelajar dan pembelajar, tak perlu risau tak perlu mencari kerjaan lain diluar tugas mu.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Semakin banyak belajar semakin banyak yang diingat dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang diingat, bukan semakin banyak belajar semakin banyak yang di lupakan dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang lupa, ngono yo ngono neng yo ojo ngono

Selasa, 07 November 2017

DOWNLOAD FILE SILABUS SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH TEMATIK K-13


SILABUS SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

I.          PENDAHULUAN
Silabus merupakan rencana Pembelajaran pada mata pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. 

Silabus memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
1.     kompetensi inti;
2.     kompetensi dasar;
3.     materi pembelajaran;
4.     kegiatan pembelajaran;
5.     penilaian;
6.     alokasi waktu; dan
7.     sumber belajar.

II.        PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus dikembangkan dengan prinsip-prinsip:
1.     Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
2.     Aktual dan Kontekstual
Silabus selalu memperhatikan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni yang mutakhir.
3.     Fleksibel
Silabus selalu memberikan rujukan dan ruang yang lebih luas kepada guru untuk menyusun perencanaan mengajar.
4.     Menyeluruh
Silabus mencakup pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh dalam ranah kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

III.      MEKANISME DAN LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
A.    Mekanisme Pengembangan Silabus
Silabus dikembangkan oleh:
1.     Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Silabus untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu silabus mata pelajaran untuk Kelompok A dan Kelompok B.
2.     Dinas Pendidikan
a.     Silabus yang dikembangkan pada tingkat daerah yaitu silabus sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.
b.     Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan oleh dinas pendidikan provinsi.
c.     Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
3.     Satuan Pendidikan
Silabus yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu silabus muatan lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
B.    Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1.     Mengkaji Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
a.     urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b.     keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.     keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2.     Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a.     potensi peserta didik;
b.     relevansi dengan karakteristik daerah,
c.     tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d.     kebermanfaatan bagi peserta didik;
e.     struktur keilmuan;
f.      aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g.     relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h.    alokasi waktu.
3.     Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.     Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.     Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.     Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d.     Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4.     Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5.     Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a.     Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b.     Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c.     Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d.     Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. yang berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e.     Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6.     Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7.     Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

IV.      PENGEMBANG SILABUS
1.     Pengembangan silabus pada tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.
2.     Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat daerah dilakukan oleh:
a.     Tim Pengembangan Kurikulum provinsi untuk wilayah provinsi.
b.     Tim Pengembangan Kurikulum kabupaten/kota untuk wilayah kabupaten/kota.
3.     Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru (PKG).

V.        SILABUS SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

Silabus untuk SD/MI adalah sebagai berikut:

DOWNLOAD FILE SILABUS SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH TEMATIK K-13


Demikian terimakasih
dan semoga bermanfaat.

Senin, 06 November 2017

MAKALAH PARADIGMA SOSIOLOGI


MAKALAH
PARADIGMA SOSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sosiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia dalam bermasyarakat. Berbeda dengan psikologi yang merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia sebagai bawaan dari lahir dan bukan hasil dari interaksi atau hubungan bermasyarakat. Sosiologi juga bukan cabang dari ilmu filsafat, sosiologi berdiri sendiri sebagai cabang pengetahuan yang utuh.

Dalam perkembangannya mewujudkan sosiologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri, terdapat berbagai pandangan mengenai pokok persoalan yang dibahas dan menjadi objek dalam kajian sosiologi. Inilah yang disebut paradigma dalam sosiologi. Para tokoh sosiologi mempunyai berbagai pandangan mengenai objek sosiologi sehingga menimbulkan terbentuknya perbedaan paradigma.

Paradigma yang berbeda-beda inilah yang menimbulkan pertanyaan mengenai mana yang lebih baik dan mana yang mendekati kepada kebenaran. Bagaimana masing-masing paradigma dalam menanggapi masalah sosial yang seringkali terjadi di dalam bermasyarakat.Apakah setiap perilaku seseorang merupaka suatu tindakan sosial. Dalam makalah ini sedikit akan memberi penjelasan mengenai paradigma sosiologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan sedikit uraian masalah diatas, maka dapat dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dariparadigma sosiologi pendidikan?
2. Bagaimanakah pembagian paradigma sosiologi pendidikan?
3. Apa sajakah teori yang mendukung paradigma sosiologi?
4. Bagaimana model analisis Sosiologi Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian paradigma sosiologi pendidikan
2. Mengetahui pembagian sosiologi pendidikan.
3. Mengetahui teori yang mendukung paradigma sosiologi pendidikan
4. Mengetahui model analisis dalam sosiologi pendidikan.

D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka pembahasan pada makalah ini hanya dibatasi pada paradigma sosiologi pendidikan.
========================================================================
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Paradigma Sosiologi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia paradigma diartikan model kerangka berfikir dalam ilmu pengetahuan.[1]
Sedangkan sosiologi pendidikan merupakan kajian sosiologi yang menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah – masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan , politik, dan ekonomisnya bagi masyarakaat.[2]
Menurut Nasution  yang dikutip oleh Abdullah Idi mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara – cara mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan pendidikan individu.[3]
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Khun yang dikutip oleh George Ritzer di dalam karyanya The structure of Scientific Revolution. Namun didalam bukunya ini dia tidak merumuskan secara jelas apa arti dari paradigma. Kuhn sendiri nampaknya megartikan paradigma sebagai keseluruhan susunan kepercayaan, nilai-nilai serta teknik-teknik yang sama-sama dipakai oleh anggota komunitas ilmuwan tertentu.[4]
Sedangkan menurut George Ritzer paradigma adalah pandangan dasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan (discipline).[5]
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa paradigma sosiologi pendidikan  itu diartikan sebagai pandangan mengenai pokok persoalan yang menjadi pusat perhatian yang menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah pendidikan dari sudut sosiologi. Paradigma menentukan apa yang seharusnya menjadi obyek studi dalam disiplin tertentu.

B.     Pembagian Paradigma Sosiologi
Dalam sosiologi menurut George Rizert terdapat tiga paradigma yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial.[6]

1.        Paradigma fakta sosial
Menurut Durkheim yang dikutip Farida Hanum bahwa  Durkheim melihat sosiologi yang baru lahir itu dalam upaya untuk memperoleh kedudukan sebagai cabang ilmu sosial yang berdiri sendiri, tengah berada dalam ancaman bahaya kekuatan pengaruh dua cabang ilmu yang telah berdiri kokoh, yakni filsafat dan psikologi. Durkehim melihat filsafat sebagai ancaman dari dalam lewat dua orang tokoh sosiologi yang dominan saat itu, yakni August Comte dan Herbert Spencer. Keduanya mempunyai pandangan yang lebih bersifat filosofis daripada sosiologis. Karena itu Emile Durkheim mencoba menguji teori-teori yang dihasilkan di berdasarkan hasil pemikiran spekulatif itu dengan data konkrit berdasarkan hasil penelitian empiris. Menurut Durkheim yang dikutip oleh Farida Hanum, riset empiris inilah yang membedakan antara sosiologi dengan filsafat. Sebaliknya jika pekerjaan yang telah dirintis Comte dan Spencer itu dilanjutkan, maka sosiologi tidak akan berdiri sendiri hanya sebagai cabang ilmu filsafat.[7]

DAN SETERUSNYA>>>>>

====================================================================
BAB.III dan Seterusnya silahkan downlod pada link berikut:

1. BAB. I
2. BAB II



[1] Tim penyusun,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka,1990),648
[2] Mahmud,Sosiologi Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka Setia,2012),13
[3] Abdullah idi,Sosiologi Pendidikan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2013),26
[4] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta:CV Rajawali, 1985),6
[5] Ibid,..8
[6] George Ritzer, Teori Sosiologi Modern,( Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010),  697.
[7] Farida hanum,Konsep materi dan pembelajaran sosiologi ,(Yogyakarta:PPs UNY,2011),4
[8] Mahmud,Sosiologi...,21
[9] Mahmud,Sosiologi...,21
[10] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan ..., 38.
[11] Mahmud, Sosiologi..., 26
[12] Ibid,...27
[14] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan..., 40-41.
[15] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan..., 46.
[18] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan..., 59.

[19] George C. Homans, Behaviorisme dan Sesudahnya, dalam Anthony Giddens, dan Jonathan H. Turner (ed),  103
[20] Anthony Giddens, Teori Strukturasi; Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),50.
[21] Mahmud,Sosiologi...,53

Minggu, 05 November 2017

Kamis, 02 November 2017

DOWNLOAD BUKU GURU KELAS VII REVISI TERBARU 2017

DOWNLOAD BUKU GURU KELAS VII REVISI TERBARU 2017

Asalamu'alaikum wr. wb.
Selamat malam selamat datang dan silahkan Unduh File Buku Guru Kelas VII revisi terbaru 2017.

Berikut Link Downloadnya.

1. Kelas VII Bahasa Indonesia Buku Guru
2. Kelas VII Bahasa Inggris Buku Guru
3. Kelas VII IPA Buku Guru
4. Kelas VII IPS Buku Guru
5. Kelas VII Matematika Buku Guru
6. Kelas VII Penjas Buku Guru
7. Kelas VII PKn Buku Guru
8. Kelas VII Prakarya Buku Guru
9. Kelas VII Seni Budaya 

Demikian Download Buku Guru Kelas VII Revisi terbar 2017, semoga dapat membantu dan bermanfaat untuk semua.

MI Nurul Huda Bandung
Berbagi Itu Indah

Rabu, 01 November 2017

PANDUAN KERJA KEPPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA KEPPALA SEKOLAH 


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN                   
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 
2017 

KATA PENGANTAR 

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikkan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, diamanatkan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi yang sudah ditetapkan. Kompetensi meliputi: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Manajerial, Kompetensi Kewirausahaan, Kompetensi Supervisi, dan Kompetensi Sosial. 

Pada tahun 2015, dalam rangka pemetaan kompetensi Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayakan menyelenggarakan uji kompetensi Kepala Sekolah yang diikuti  oleh 166.333 kepala sekolah dari jenis, jenjang, dan masa kerja yang bervariasi. Nilai rerata 3 kompetensi Kepala Sekolah adalah 56,37,  untuk dimensi manajerial adalah 58,55, untuk dimensi supervisi pembelajaran adalah 51,81, untuk dimensi kewirausahaan adalah 58,75. Data tersebut menunjukkan bahwa Kepala Sekolah membutuhkan perhatian yang lebih serius dalam peningkatan kompetensi untuk setiap dimensi kompetensi.  

Terkait dengan hal tersebut, dalam rangka mewujudkan Kepala Sekolah /Madrasah yang berkompeten, maka perlu disusun Panduan Kerja Kepala Sekolah/Madrasah sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut. Seiring dengan perubahan kebijakan dan kebutuhan di lapangan, Panduan Kerja Kepala Sekolah/Madrasah berisi penjelasan tentang pelaksanaan tugas kepala sekolah/madrasah. Tugas ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan kompetensi.   

Panduan kerja ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengawas Sekolah, dan para pemangku kepentingan pendidikan lainnya dalam melakukan pembinaan bagi Kepala Sekolah/Madrasah. 

Kami mengucapkan terima kasih kepada Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) yang telah
terlibat dalam penyusunan Panduan Kerja Kepala Sekolah ini.  

Sumber : dikutip dari Kata Pengantar Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang di keluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah 2017 

Berikut File lengkap Buku Panduan Kerja Kepala Sekolah yang dapat Bapak/Ibu dawnload di link di Bawah ini.

3. CONTOH SK 

Demikian dan terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.
Berbagi itu Indah