MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Wisuda di MI Bandung Sukorejo Gandusari Trenggalek.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Kegiatan Upacara Bendera yang diadakan setiap hari Senin.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Belajar bersukur dengan kebersamaan.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Selamat bekerja anak anak laksanakan tugasmu sesuai fungsimu sebagai pelajar dan pembelajar, tak perlu risau tak perlu mencari kerjaan lain diluar tugas mu.

MI NURUL HUDA BANDUNG SUKOREJO

Semakin banyak belajar semakin banyak yang diingat dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang diingat, bukan semakin banyak belajar semakin banyak yang di lupakan dan semakin sedikit belajar semakin sedikit yang lupa, ngono yo ngono neng yo ojo ngono

Rabu, 25 Oktober 2017

PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN

PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN

Perkembangbiakan merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai induknya. Tujuan perkembangbiakan adalah untuk menghasilkan keturunan sehingga dapat melestarikan jenisnya. 

Cara perkembangbiakan ada 2, yaitu :
1. Perkembangbiakan Generatif 
2. Perkembangbiakan Vegetatif.

A. Perkembangbiakan Generatif 
Perkembangbiakkan tumbuhan yang dilakukan secara generative ini ditandai dengan terjadinya suatu tumbuhan baru yang disebabkan oleh proses penyerbukan. 

Proses penyerbukan merupakan suatu kondisi dimana jatuhnya serbuk sari yang ada di dalam tumbuhan jantan kepada kepala putik bunga yang ada di dalam tumbuhan betina.
Alat untuk melakukan perkembangbiakkan pada tumbuhan ada di dalam bunganya. Jenis dan bentuk memiliki susunan yang berbeda-beda satu sama lain.

Secara umum bagian bunga tumbuhan meliputi mahkota bunga, kelopak bunga, kepala sari, benang sari, kepala putik, tangkai putik, bakal biji, dasar bunga dan tangkai bunga.
Secara rinci bagian-bagian bunga sebagai berikut:


1. Bagian tangkai induk bunga
Bagian tangkai bunga, atau yang sering dikenal dengan bahasa latin sebagai Rachis Pedunculus merupakan bagian awal dari sebuah bunga. Bagian tangkai induk bunga ini merupakan cabang kelanjutan dari sebuah batang atau ranting pohon dan tanaman untuk menuju bunga.

2. Bagian tangkai bunga
Tangkai bunga atau yang dalam bahasa latin juga dikenal sebagai pedicellus merupakan bagian cabang terakhir antara tangkai induk bunga hingga bagian dasar bunag. Tangkai bunga inilah yang biasa sering kita jadikan sebagai bagian bunga yang kita petik dari pohonnya. Biasanya bunga yang dijual sebagai hiasan dan juga koleksi juga mengikut sertakan bagian tangkai bunga ini.

3. Bagian dasar bunga
Bagian berikutnya dari sebuah bunga adalah bagian dasar bunga. Bagian dasar bungam atau yang dikenal juga dengan istilah receptacle dalam bahasa ilmiahnya, merupakan bagian bunga yang menjadi bagian dari ujung tangkai bunga, yang berfungsi sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.

4. Bagian daun pelindung
Bagian selanjutnya dari sebuah bunga adalah bagian daun pelindung bunga. Bagian pelingdung bunga ini berbeda dengan kelopak bunga, karena bagian yang sering dikenal dengan nama Brachtea ini merupakan daun terakhir yang merupakan lokasi tumbuhnya bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang bunga itu tumbuh dan berkembang.

5. Daun tangkai bunga
Brachteola adalah nama lain dari bagian daun tangkai bunga ini. Ya, bagian daun ini merupakan bagian berupa daun yang yang berfungsi sebagai daun pelindung. Daun tangkai bunga ini tampak di luar bungan dan bisa terlihat. Daun ini berada pada bagian pangkal dari tangkai bunga.

6. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada sebuah bunga. Bagian bunga yang bernama sepal ini merupakan bagian bunga yang berupa kuncup saat bunga belum mekar. Jadi secara fungsi, kelopak bunga membantu menjaga bunga yang belum mekar. Ketika bunga sudah mulai mekar, maka kelopak bunga akan ikut membuka, dan membiarkan bunga tersebut mekar. Ketika bunga sudah mekar sempurna, kelopak bunga akan membentuk seperti bagian dasar dari sebuah bunga, dengan warna hijau daun.

7. Mahkota bunga
Bagian mahkota bunga atau yang dikenal juga dengan nama Corolla merupakan salah satu bagian bunga yang seringkali direpresentasikan sebagai bunga itu sendiri. Ya, mahkota bunga merupakan bagian paling luar dari sebua struktur keseluruhan bunga, yang biasanya memiliki warna yang cerah dan juga menarik. Mahkota bunga juga memilki susunan dan juga bentuk yang berbeda – beda setiap bunga, sehingga menjadi salah satu indikator utama dari kecantikan dan juga keindahan dari seuatu bunga

8. Benang sari
Dalam bahasa ilimiahnya , benang sari sering juga dikenal dengan nama stamen. Stamen ini merupakan bagian yang dikenal sebagai alat kelamin jantan pada sebuah bunga. Benang sar berfungsi untuk membantu proses reproduksi dan juga perkembangbiakan pada sebuah bunga, yang nantinya dapat menumbuhkan tanaman baru.
Benang sari terdiri atas tiga bagian utama. Berikut ini adalah ketiga bagian utama dari benang sari :
Kepala sari atau yang dikenal dengan nama antheral
Serbuk sari atau yang dikenal dengan nama polen
Tangkai sari atau yang dikenal denan nama filament

B. Perkembangbiakan Vegetatif 
Perkembangbiakan Vegetatif  adalah perkembangbiakan yang terjadi tanpa terjadinya perkawinan ataupun pembuahan, perkembangbiakan vegetatif sendiri dikelompokan menjadi dua jenis yaitu:
1. Perkembangbiakan vegetatif alami
2. Perkembangbiakan Vegetatif buatan

Baiklah, mari kita bahas satu persatu mulai dari perkembangbiakan vegetatif alami

1. Perkembangbiakkan vegetative alami

Perkembangbiakkan tumbuhan vegetative merupakan cara berkembang biak tumbuhan yang dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa dengan bantuan dari manusia. Macam-macam perkembangbiakan vegetatif secara alami adalah sebagai berikut:
a. Umbi Batang
b. Umbi Lapis 
c. Umbi Akar
d. Akar Tinggal
e. Geragih
f. Tunas
g. Tunas Adfentif.

Mari kita bahas masing-masing
a. Umbi batang

Yang dimaksud dengan umbi batang adalah dimana akar dari tumbuhan akan menggelembung menjadi umbi. Umbi yang ada pada batang sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan itu sendiri. Dan pada ujung dari umbi biasanya akan terdapat sisik dan membentuk tunas. Contoh dari tumbuhan dengan perkembangbiakan secara umbi batang ini adalah kentang, ubi tanah, ketela dan ubi jalar.

b. Umbi Lapis 
Umbi lapis di sini merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Di dalam umbi lapis terdapat bagian cakram dan akar sedangkan di ujung umbi lapisnya akan muncul daun.


Contoh tanaman yang merupakan umbi lapis ini adalah bawang putih, bawang merah, bawang Bombay, bunga bakung dan bunga tulip. Pertumbuhan dari umbi lapis ini di dahului dengan tumbuhnya siung buah dari bagian yang paling luar dan kemudian tumbuh lagi bagian dalamnya. Pada awalnya tumbuhan ini akan mengambil makanan dari induknya namun saat sudah matang dan cukup besar bisa mengambil makanannya sendiri dengan cara berfotosintesis.

c. Umbi Akar
Pada umbi akar terjadi perkembang biakan yang dilakukan dengan cara akar yang menggelembung menjadi buah.

Misalnya  wortel, dahlia dan lainnya. jika umbi akar ini ditanam dengan pangkal batangnya maka akan membuat tumbuhnya tunas dan memiliki tumbuhan baru.

d. Akar Tinggal
kar tinggal ini sebenarnya adalah batang yang tertanam di dalam tanah dan kemudian menjadi buah sedangkan di dalam buahnya inilah terdapat akar untuk mengambil makanan. 

Pada setiap ketiak sisi tanaman akan memunculkan tunas baru yang bisa digunakan untuk menanam lagi tanaman tersebut. Contoh tumbuhan yang memiliki cara perkembangbiakan dengan akar tinggal ini adalah lengkuas, kencur, jahe, kunyit dan lainnya.

e. Geragih
Geragih adalah tumbuhan yang batangnya mendatar di permukaan tanah. Kemudian, batang tersebut akan menjadi tumbuhan baru karena juga bisa membentuk akar baru. 

Contoh dari geragih ini adalah arbei, rumput teki dan strawberry.

f. Tunas
Tunas ini merupakan tumbuhan yang tumbuh dari batang yang ada di dalam tanah. 

Tunas muda akan tumbuh di sekitar induknya biasanya sangat dekat. Meskipun tunas ini tumbuh dari batang induknya namun hidupnya tidak tergantung pada induk. Jika induk ini ditebang maka tidak akan menjadi persoalan di tanaman ini. biasanya tumbuhan ini hidup dengan rumpunnya seperti pisang, tebu dan bamboo.

g. Tunas Adfentif.

Tunas adventif merupakan tumbuhan yang tumbuh bahkan bukan dari tumbuhan yang bertunas misalnya saja tumbuhan cocor bebek.

2. Perkembangbiakkan vegetative Buatan

Perkembangbiakan vegetatif buatan ini merupakan perkembangbiakan tanpa kawin yang mendapatkan bantuan dari manusia secara sengaja.

Adapun macam-macam perkembngbiakan vegetatif buatan ini terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan diantarannya:
a. Mencangkok
b. Menempel/ okulsi
c. Sambung
d. Stek 
e. Merunduk

Mari kita bahas satu persatu untuk lebih memahaminya.
a. Mencangkok
Mecangkok merupakan cara untuk memperbanyak tumbuhan dengan cara memotong dahan tumbuhan dari tumbuhan induknya. 

Hanya pada tumbuhan yang berkeping dua atau dikotil saja yang bisa dicangkok seperti jambu, jeruk, mangga dan lainnya.

b. Menempel/ okulsi
Seperti dengan namanya cara berkembang biak dengan menempel ini dilakukan dengan cara menempelkan tunas tumbuhan lain kepada tumbuhan yang masih satu jenis misalnya pohon mangga arum manis dengan pohon mangga mana lagi. 
Tujuan dari cara menempel ini adalah untuk bersama-sama hidup atau menumpag hidup.

c. Sambung
Menyambung merupakan cara memperbanyak tumbuhan dengan menyambungkan bagian batang atau akar dan batang dari dua jenis tumbuhan yang berbeda. sambung disini ada dua jenis yaitu sambung batang dan sambung pucuk

Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman yang unggul.

d. Stek 
Stek ini dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan dan kemudian menanamnya di tanah.

Contoh tanaman yang bisa distek adalah pohon tebu, singkong, mawar dan melati.

e. Merunduk
Seperti dengan namanya tumbuhan yang dikembangkan dengan cara merunduk adalah dengan menanam tumbuhan yang merunduk dan kemudian tumbuhan tersebut menjadi akar. 

Contohnya adalah apel, selada air dan anggur.

Demikian Perkembangbiakan pada tumbuhan semoga bermanfaat dan dapat membantu,

MI Nurul Huda Bandung
Berbagi Itu Indah

=========================================
atau baca juga BELAJAR PERKEMBANGBIAKAN PEGETATIF BUATAN SAMBUNG PUCUK

DOWNLOAD SILABUS AGAMA K13 KELAS 3 MI

DOWNLOAD SILABUS AGAMA K13 KELAS 3 MI

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat malam dan selamt berjumpa lagi pada laman MI Nurul Huda Bandung, Kali ini akan MI Nurul Huda Bandung bagikan Download Silabus gama K13 Kelas 3 MI.


Berikut Link Download File  Silabus gama K13 Kelas 3 MI  :
1. SILABUS SKI KELAS 3
2. SILABUS AKIDAH AKHLAQ KELAS 3
3. SILABUS AL-QUR'AN HADITS KELAS 3
4. SILABUS FIKIH KELAS 3
5. SILABUS BAHASA ARAB KELAS 3

Demikian semoga bermanfaat dan dapat membantu
MI Nurul Huda Bandung
Berbagi Itu Indah

Selasa, 24 Oktober 2017

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran guru atau pendidik memiliki peran utama dalam pemberian nilai atau penentuan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk mampu mengevalusi hasil belajar anak didiknya secara profesional. Dalam dunia pendidikan, evaluasi berarti mengumpulkan informasi (berupa angka, deskripsi verbal) untuk kemudian dianalisis dan interpretasi informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan.
Evaluasi pendidikan itu sendiri mempunyai dasar-dasar yang sudah menjadi standar penilaian pendidikan. Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007. Sehingga untuk dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik dan benar, seorang pendidik/guru sebaiknya paham dengan hal-hal yang berkenaan dengan dasar-dasar evaluasi pendidikan.
Setiap program kegiatan, baik program pendidikan maupun non pendidikan, seharusnya diikuti dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi dilakukan bertujuan untuk menilai apakah suatu program terlaksana sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil sesuai yang diharapan atau belum. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Setelah itu kemudian diambil keputusan apakah program tersebut diteruskan, direvisi, dihentikan, atau dirumuskan kembali sehingga dapat ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru yang sama sekali berbeda dengan format sebelumnya. Agar dapat menyusun program yang lebih baik, maka hasil evaluasi program sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan pokok.
Adapun penilaian dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada guru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini,guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan metode pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa.
Untuk itu pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran, karena perkembangan ilmu pendidikan telah mensyaratkan tercakupnya tiga ranah dalam proses pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Tiga ranah ini, tidak semuanya bisa diukur dengan satu teknik penilaian saja, tetapi harus melibatkan berbagai teknik penilaian yang berbeda-beda. Karena itu guru dituntut untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran.
Dengan melihat kondisi tersebut, dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan hakekat evaluasi pendidikan antara lain meliputi pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan serta implementasi evaluasi proses dan hasil belajar IPA di SD/MI.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang perlu dikaji antara lain :
  1. Bagaimanakah hakikat evaluasi pendidikan di SD/MI ?
  2. Bagaimanakah implementasi evaluasi proses belajar IPA di SD/MI ?
  3. Bagaimanakah implementasi evaluasi hasil belajar IPA di SD/MI ? 

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan permasalahan yang disebutkan di atas adalah :

  1. Mengetahui hakikat evaluasi pendidikan di SD/MI.
  2. Mengetahui implementasi evaluasi proses belajar IPA di SD/MI.
  3. Mengetahui implementasi evaluasi hasil belajar IPA di SD/MI.     

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Evaluasi Pendidikan di SD/MI
Dalam sub bab ini akan diuraikan hakikat evaluasi pendidikan  di SD/MI yang meliputi : pengertian, tujuan, fungsi dan prinsip evaluasi pendidikan.
  1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang mengandung kata dasar value "nilai". Kata value atau nilai dalam istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa sesuatu hal itu baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum cukup, dan sebagainya.  Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses mempertimbangkan suatu hal  atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya baik atau tidak baik, kuat lemah, memadai atau tidak memadai, tinggi rendahnya kesenjangan tersebut.[1]
Pengertian evaluasi menurut beberapa ahli antara lain menurut Suchman yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Worthen dan Sanders mengemukakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu. Dalam pencarian tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.[2] Sedangkan menurut Cross yang dikutip Sukardi, evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai.[3]
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.
Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkan menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.[4]
Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan evaluasi pendidikan sebagai berikut:
Evaluasi pendidikan adalah:
a.    Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
b.    Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.[5]

  1. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi merupakan salah satu proses penting dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Di samping itu oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar.[6]
Adapun tujuan evaluasi pendidikan secara umum dan khusus menurut Anas Sudjiono adalah sebagai berikut:
Tujuan umum
a.       Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
 Tujuan khusus
a.      Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan .
b.    Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.[7]

  1. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Menurut Wayan dan Sumartana, evaluasi pendidikan berfungsi sebagai berikut :
a.        Untuk mengetahui taraf  kesiapan anak didik dalam menempuh suatu pendidikan tertentu.
b.         Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c.         Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru atau mengulang kembali bahan yang telah lampau.
d.        Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e.         Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat dinaikan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula.
f.          Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g.         Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepas ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
h.         Untuk mengadakan seleksi terhadap calon yang paling cocok untuk suatu jabatan atau jenis pendidikan tertentu.
i.           Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam lapangan pendidikan.[8]

  1. Prinsip Evaluasi Pendidikan
            Untuk memperoleh hasil evaluasi pendidikan yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi pendidikan harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

a.    Kontinuitas (terus-menerus)
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Hasil evalusi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti bagi peserta didik.
b.    Komprehensif (keseluruhan)
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh obyek itu seagai bahan evaluasi. Misalnya, jika obyek evaluasi adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus di evaluasi, baik yang menyagkut kognif, afektif, maupun psikomotor. Begitu juga dengan obyek-obyek evaluasi yang lain.
c.    Adil dan obyektif
Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Guru juga hendaknya bertidak secara obyektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
d.   Kooperatif
Dalam keiatan evaluasi guru hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orangtua, peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
e.    Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.[9]

B.     Implementasi Evaluasi Proses Belajar IPA di SD/MI
Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan pembelajaran memberikan pengaruh kepada peserta didik. Karena yang ingin diketahui adalah kualitas pembelajaran, maka pada hakikatnya informasi yang terkumpul  pada evaluasi proses, pengguna pertama adalah guru. Dengan hasil yang diperoleh dari evaluasi proses, seorang guru IPA dapat menentukan sikap apakah proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, dan apakah guru sudah dapat beralih ke pokok bahasan berikutnya , atau apakah ia haus menggunakan pendekatan atau metode yang lain pada kegiatan berikutnya, dan lain sebagainya.[10] Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari:

1.    Alat evaluasi untuk mengukur kognitif
       Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya obyektif atau bentuk uraian(esai). Untuk memilih yang mana diantara kedua bentuk itu yang paling cocok untuk digunakan sangat tergantung pada waktu yang tersedia, proses berfikir yang diukur, sifat materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas. 
2.    Alat evaluasi untuk mengukur afektif
       Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat menerima suatu sikap hidup. Latihan atau upaya untuk pengembangan afektif pada setiap jenjang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan pada jenjang kognitif. Oleh sebab itu untuk ranah afektif ini harus terus menerus dilaksanakan agar nantinya dapat memberikan hasil yang baik sehingga bisa membentuk sikap hidup peserta didik.
      Contoh upaya melatih peserta didik untuk hidup disiplin yaitu dengan mengamati atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal berikut: datang di sekolah/kelas, membayar SPP, mengikuti upacara sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas pratikum, mengerjakan kebun sekolah, mengerjakan sholat pada waktunya, menepati janji, dan mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan. Yang penting lagi setelah Guru menemukan kekurangan pada diri peserta didik ,Guru harus memberikan nasihat(bantuan, pengobatan, atau contoh yang baik), ternyata obat yang mujarab adalah diri pribadi Guru yang merupakan contoh riil dan nyata bagi peserta didik.[11]

3.    Alat evaluasi untuk mengukur ketrampilan
       Pada bagian ini akan dibicarakan jenis ketrampilan apa yang dikembangkan dalam pelajaran IPA sehingga guru dapat memusatkan latihannya pada ketrampilan tersebut pada waktu guru melatihkan demonstrasi ataupun peserta didik melakukan percobaan.
a.    Ketrampilan menggunakan tangan
Pendidikan IPA melatih peserta didik terampil menggunakan tangannya dengan menggunakan bermacam-macam alat seperti gelas beker cara memegangnya sama seperti memegang gelas air minum bedanya pada saat mau dituangkan ke wadah yang lain harus diupayakan cairan keluar dari bibir yang sengaja dibuat.
b.    Ketrampilan menggunakan indera penglihat
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran IPA. Hasil pengamatan yang tepat hanya dapat diperoleh dengan cara melihat yang sudah baku. Contohnya mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan. Untuk mengetahui dengan tepat suhu air tersebut, sipembaca harus meletakkan matanya sama tinggi dengan permukaan air raksa dalam termometer. Kalau mata lebih rendah atau lebih tinggi hasil pembacaan akan keliru, pengamatan berarti tidak tepat.
c.    Ketrampilan menggunakan indera pengecap
Dalam proses pembelajaran IPA di tingkat SD/MI indera pengecap tidak sering digunakan mengingat dengan cara mengecap membawa resiko pada kesehatan. Yang dilatih di tingkat SD/MI hanya untuk mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin pada bagian tertentu dari lidah,
d.   Ketrampilan menggunakan indera pencium
Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD/MI lebih banyak dilatihkan daripada mengecap rasa. Melalui bau yang tercium peserta didik dapat mengenal bahan, karena banyak diantara bahan tersebut memiliki bau khas. Contohnya bau cuka yang digunakan ibu di dapur, bau tape, bau belerang, dan bau dari tempat penimbunan sampah. Semua contoh tersebut tercium baunya karena adanya gas tertentu bercampur dengan udara yang kemudian merangsang penciuman kita.[12]

Penilaian proses pembelajaran yang berkenaan dengan ranah kognitif digunakan alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes bentuk uraian. Dengan menggunakan kedua bentuk ini dapat diketahui materi yang telah dan belum dikuasai begitu juga dapat diketahui jenjang berfikir yang sudah atau belum dikuasai. Sedangkan untuk mengevaluasi proses pembelajaran IPA dari segi afektif dan ketrampilan digunakan pedoman observasi. Di bawah ini akan dikemukaan contoh cara-cara menyusun alat evaluasi tersebut:
-       Guru kelas IV pada pelajaran IPA akan mengajar dengan pokok bahasan: Udara mempunya sifat tertentu dan kegunaanya bagi kehidupan dengan subpokok bahasan: Udara terdiri dari gas nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air, gas-gas dan zat-zat halus/partikel.
-       Kata kerja memahami pada tujuan di atas dapat diartikan misalnya menyebutkan, menjelaskan, membuktikan.
                        Kata kerja menyebutkan dan menjelaskan termasuk dalam ranah kognitif sedangkan kata kerja membuktikan termasuk ranah psikomotor. Pelajaran IPA sedapat mungkin didasarkan pada percobaan atau pengamatan dan meminta guru IPA untuk mengembangkan ketrampilan peserta didik. Oleh karena itu guru memilih metode demonstrasi atau metode eksperimen untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui demonstrasi atau eksperimen peserta didik akan melihat bukti bahwa udara terdiri dari campuran gas, karena percobaan menunjukkan 1/5 (20%) volume udara adalah oksigen, sisanya sekitar 79% adalah nitrogen dan sangat sedikit mengandung uap air.
                        Akhirnya dengan tujuan pembelajaran seperti diatas dapat disimpulkan bahwa setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi atau eksperimen peserta didik telah dapat:
1.    Meningkatkan kemampuan ranah kognitif
a.    Menyebutkan bahwa udara adalah campuran bermacam gas
b.    Menyebutkan bagian terbesar udara adalah nitrogen dan oksigen
c.    Menyebutkan bahwa udara tidak ada baunya, tidak ada rasanya, dan tidak ada warnanya
2.    Meningkatkan kemampuan ranah psikomotorik
a.    Menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di atas air
b.    Mengukur perbandingan volume udara yang digunakan lilin yang terbakar
c.    Melakukan percobaan yang membuktikan adanya uap air di udara
d.   Melakukan percobaan yang membuktikan kadar oksigen di udara
3.    Meningkatkan kualitas kepribadian/afektif
a.    Sifat tenggang rasa
b.    Meningkatkan disiplin kerja karena dalam waktu yang telah ditentukan percobaan harus selesai
c.    Sifat kerjasama antara peserta didik
d.   Menimbulkan kreatifitas untuk mencapai jalan agar percobaan berlangsung lebih baik, cepat, dan tepat
Untuk mengukur bahwa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik mengalami perubahan atau tidak, berikut ini contoh instrumennya:
1.      Ranah kognitif
Guru dapat memberikan pertanyaan baik secara lisan atau tertulis.
a.    Campuran gas apa saja yang terdapat di udara? (C1)
b.    Berapakah perbandingan gas oksigen terhadap gas nitrogen di udara? (C1)
c.    Jelaskan mengapa perbandingan volume oksigen terhadap volume nitrogen tidak berubah walaupun di tempat sampah yang berbau busuk? (C2)
2.      Ranah psikomotor
Sebagaimana tertulis di atas, menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di atas air, dapat kita rinci menjadi berbagai ketrampilan misalnya:
-------------------------DST

File lengkap di Bawah ini:


2. BAB II


[1] M. Ainin, dkk. Evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab,( Malang: Misykat , 2006), 2
[2] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan ,cet.ke-2(Jakarta: Bumi Aksara, 2009),  1
[3] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya,( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),  1.
[4] Hamdani,Strategi belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka Setia,2011),  298
[5] Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007)
[6] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),  5.
[7] Anas Sudijono, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada ,2012),16.
[8] Wayan Sartana dan PPN. Sumartana, Evaluasi Pendidikan ,cet ke-4(Surabaya: Usaha Nasional, 1986),  3 - 4
[9] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 35
[10]Amalia Sapriati dkk, Pembelajaran IPA di SD,(Jakarta:Universitas Terbuka,2008), 7.17
[11] Ibid,…7.20-7.21
[12] Ibid,…7.22-7.26